Kinerja Campuran Hot Rolled Sheet – Wearing Course (HRS - WC) dengan Serat Kapuk
Abstract
Data Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa jumlah infrastruktur jalan nasional mencapai 532.871 km pada tahun 2018 semester II. Permasalahan yang sering muncul di Indonesia adalah banyak jalan yang mengalami kerusakan bervariasi sebelum umur layanannya berakhir. Di era kemudahan teknologi ini penelitian yang disertai inovasi terus menerus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dari perkerasan jalan dan mengantisipasi kerusakan pada jalan sebelum waktu layanan berakhir. Salah satu campuran aspal yang sering digunakan penelitian dan telah dikembangkan adalah campuran Hot Rolled Sheet (HRS). Beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut pertama oleh Meriyati dan Hakiki (2004) menggunakan campuran split mastic asphalt dengan bahan tambahan serat kapuk menggunakan variasi kadar aspal 6%, 6.5%, 7%, 7.5% dan 8% dan 3 (tiga) variasi kadar serat kapuk 0.005%, 0.0075% dan 0.01%. Penelitian kedua oleh Darunifah (2007) menggunakan campuran HRS-WC dengan bahan tambah variasi kadar karet 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Penelitian ketiga oleh Widianty, Wahyudi, dan Setiawan (2018) menggunakan campuran beton aspal wearing course dengan bahan tambah variasi kadar serbuk serat pelepah pisang 0%, 0.1%, 0.2%, 0.3% dan 0.4%.
Pembanding yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil uji marshall benda uji tanpa penambahan kapuk dan hasil uji marshall pada benda uji yang ditambahkan kapuk kadar 0,01%, 0,025%, 0,05%, 0,075%, dan 0,1%. Kadar aspal yang digunakan adalah kadar aspal 7,89% sesuai hasil kadar aspal optimum. Untuk mengetahui hubungan penambahan kadar kapuk dengan hasil uji marshall dilakukan uji t-test dan didapatkan persamaan y = ax + b untuk setiap parameter marshall, selanjutnya dilakukan percobaan penambahan kadar kapuk untuk mengetahui batas maksimum penambahan kadar kapuk sesuai Spesifikasi Bina Marga 2018 pada setiap parameter marshall.
Hasil analisis yang diperoleh untuk pengujian marshall pada 15 benda uji campuran aspal 7,89% dengan variasi persen kadar kapuk yaitu 0,01; 0,025; 0,05; 0,075; 0,1 menghasilkan peningkatan hasil pada parameter VMA, VIM, VFA, stabilitas dan marshall quotient dengan penambahan kadar kapuk 0,01%, namun peningkatan stabilitas tidak signifikan dari benda uji yang tidak dicampurkan kapuk. Dengan hasil ini campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) dengan kadar kapuk jika digunakan untuk skala yang besar tidak akan menghasilkan perbaikan yang signifikan walaupun flow yang dihasilkan lebih kecil.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]