Hubungan Tingkat Spiritual dan Religiusitas dengan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial (PSTW) Banyuwangi
Abstract
Hipertensi merupakan penyakit kronis penyebab utama mortalitas dan
morbiditas pada lansia. Peningkatan, tekanan, darah, dalam jangka waktu yang
lama (persisten) dapat, menimbulkan, kerusakan, pada bagian, organ yang lainnya
misalnya kegagalan pada ginjal, jantung (penyakit jantung koroner),- otak (stroke)
apabila tidak ditangani dengan serius hipertensi akan menyebabkan komplikasi
pada tubuh. Komplikasi paling parah yaitu kematian yang disebabkan stroke dan
penyakit kardiovaskuler. Salah satu terapi komplementer yang bisa digunakan
dalam meminimalisir kejadian hipertensi yaitu dengan meningkatkan spiritual dan
religiusitas sebagai salah satu koping untuk menurunkan tekanan darah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tingkat
spiritual dan religiusitas pada lansia hipertensi di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Banyuwangi. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan metode cross sectional. Responden penelitian adalah
lansia yang tinggal di Panti Werdha Banyuwangi dengan jumlah 70 lansia. Teknik
sampling penelitian ini menggunakan total sampling dengan cara purposive
sampling sebanyak 33 lansia yang bersedia mengikuti penelitian dan memiliki
MMSE > 21. Pengumpulan data menggunakan kuisioner Daily Spiritual
Experience Scale (DSES) untuk mengukur tingkat spiritual, skala religiusitas untuk
mengukur religiusitas dan pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan
tensimeter digital. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat
signifikan 0,05.
Pada penelitian ini didapatkan hasil Tingkat spiritual lansia di Panti Werdha
Banyuwangi paling banyak adalah rendah pada lansia yang mengalami hipertensi
sebanyak 21 lansia (63,3%) dengan presentase terbanyak hipertensi stage II
sebanyak 15 lansia (45,5%). Sedangkan tingkat religiusitas lansia di Panti Werdha
banyuwangi paling banyak adalah religius rendah dengan total 19 lansia (57,6%)
dan prevalensi terbanyak dialami oleh lansia hipertensi stage II dengan total 13
lansia (39,4%). Hasil uji statistik tingkat spiritual dengan tekanan darah hipertensi
dengan Chi-Square diperoleh p value = 0,001, sedangkan hasil uji religiusitas
dengan tekanan darah diperoleh p vakue = 0,020. Hasil menunjukkan terdapat
xi
hubungan antara tingkat spiritual dan religiusitas dengan tekanan darah pada lansia
hipertensi di Unit Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW)
Banyuwangi.
Spiritual merupakan motivasi dalam diri yang bisa meyakinkan sesorang
dlam memberikan makna hidup sumber kekuatan, serta membantu seseorang,
untuk, melihat, tujuan, hidupnya. Sedangkan, religiusitas dapat memberikan
kedamaian dan keteguhan dalam diri seseorang, baik tingkat spiritual maupun
religiusitas keduanya memberikan efek rileks, kemudian efek rileks yang diberikan
akan menimbulkan ketenangan dan menjadikan tubuh menjadi seimbang. Kondisi
yang demikian akan meningkatkan sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh sehingga
dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat
spiritual dan religiusitas dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di Unit
Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Banyuwangi.
Tingkat Spiritual dan Religius merupakan salah satu koping untuk meminimalisir
hipertensi. oleh karena itu diharapkan bagi tenaga keperawatan maupun petugas
kesehatan lainnya untuk meningkatkan sekaligus mengoptimalkan kegiatan yang
ada berkaitan dengan spiritual dan religiusitas pada lansia sesuai kepercayaan dan
aturan agamanya.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]