MAKNA BUDAYA SAULAK PADA MASYARAKAT NELAYAN BUGIS
Abstract
Dahulu masyarakat Kampung Mandar mayoritas penduduknya adalah keturunan suku
Bugis-Mandar. Seiring perkembangan jaman penduduk kampung Mandar tidak hanya
keturunan Bugis-Mandar, saat ini juga terdapat suku Madura, suku Jawa dan etnis
Cina yang juga ikut mendiami kampung Mandar. Mayoritas penduduk kampung
Mandar beragama Islam, namun sampai saat ini mereka masih percaya dengan tradisi
yang ditinggalkan oleh para leluhurnya (sinkritisme). Mereka menganggap bahwa
leluhur mereka yang selama ini membantu dalam kehidupan, memberi limpahan
rejeki dan memberi perlindungan kepada mereka dan anak cucunya. Hingga saat ini,
kepercayaan itu masih ada dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Kampung
Mandar. Salah satu bentuk kepercayaan atas kekuatan ghaib sebagai warisan leluhur
tersebut adalah tradisi Saulak.
Saulak adalah salah satu bentuk tradisi yang masih ada dan memiliki makna tersendiri
bagi para pelakunya khususnya masyarakat Kampung Mandar keturunan Bugis-
Mandar. Saulak membawa dampak atau koensekuensi moral, bagi masyarakat
Kampung Mandar khususnya keturunan Bugis-Mandar untuk tetap menjaga
eksistensinya sebagai “warisan leluhur “, sehingga secara langsung ataupun tidak
langsung mewajibkan mereka untuk melestarikannya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan makna
budaya saulak bagi masyarakat nelayan Bugis-Mandar yang ada di Kampung
Mandar Banyuwangi yang terdiri dari segi tata cara atau prosesi ritual saulak, dan
makna simbolis yang ada pada setiap barang sesaji dan peralatan yang digunakan
dalam prosesi ritual saulak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti memilih
lokasi penelitian di perkampungan nelayan yaitu di Kampung Mandar Banyuwangi.
Dengan jumlah informan pokok sebanyak 3 orang dan informan tambahan sebanyak
9 orang, teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling, sedangkan
metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Kemudian untuk uji keabsahan data penulis menggunakan cross check,
dan dilanjutkan menganalisis data dengan menelaah data, mengkategorikasikan, dan
membuat abstraksi.
Menurut Masyarakat Kampung Mandar khususnya keturunan Bugis-Mandar, Saulak
memiliki makna kultural, makna kultural, makna sosial dan makna ekonomi.
Pertama, makna kultural, yaitu memberi makan dan menghormati arwah leluhur,
sebagai ucapan terimakasih telah memberikan perlindungan, rejeki dan lain
sebagainya kepada anak cucunya. Kedua, makna keselamatan dalam kehidupan.
Ketiga, makna sosial adalah, mempererat tali persaudaraan. Keempat, makna
ekonomi, yaitu besarnya biaya Saulak dapat memperbaiki kehidupan financial dari
sang dukun.