dc.description.abstract | Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mat a pelajaran yang ada
di SD dan memiliki karakteristik pendidikan ranah afektif. Pendidikan
Kewarganegaraan bukanlah mata pelajaran yang hanya memfokuskan pada ranah
kognitif semata, melainkan memfokuskan pada penanaman nilai -nilai dalam diri
siswa. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi di SDN Badean 1
Jember pembelajaran PKn di sekolah tersebut khususnya pembelajaran PKn
cenderung membosankan karena guru belum mengoptimalkan penggunaan model
pembelajaran yang tepat sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar siswa masih
belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang lebih
menginternalisasi nilai-nilai sehingga siswa semangat dalam belajar. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar
siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pokok bahasan sikap terhadap
pengaruh globalisasi melalui penerapan model pembelajaran Value Clarification
Technique
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa melalui penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
x
x
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV SDN Badean 1 Jember sebanyak 41 siswa. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan
metode tes. Analisis data yang digunakan adalah deskript if kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, proses pembelajaran melalui model
pembelajaran Value Clarification Technique
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Value
Clarification Technique
xi
xi
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 15%. Begitupun juga dengan
hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus secara
signifikan. Persentase ahasil belajar siswa pada siklus 1 adalah sebesar 71% dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 12
siswa, sedangkan persentase belajar pada siklus 2 sebesar 85% dengan jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 35 dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa. Sehingga
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebsar 14%. Saran
dalam penelitian ini adalah hendaknya pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Value Clarification Technique | en_US |