Analisa Perencanaan Perawatan Vibrating Grizzly Dengan Metode Realibility Centered Maintenance (Rcm) DI PT. Bumi Suksesindo
Abstract
PT. Bumi Suksesindo adalah perusahaan swasta nasional bergerak di bidang
pertambangan emas yang berlokasi di bagian barat daya kabupaten Banyuwangi
sejak 9 Juli 2012. Proses pertambangan dimulai pada tahun 2016 dan dikelompokkan
menjadi 4 tahap utama yaitu, mining, ore preparation plant (OPP), heap leach
operation (HLP) dan adsorption disorption recovery plant (ADR). Department ore
proccecing plant (OPP) khususnya pada vibrating grizzly memiliki peran penting
dalam proses pengolahan ore material. Untuk menjaga proses berjalannya produksi
maka perusahaan senantiasa melakukan perubahan penjadwalan dan perawatan
mesin. Maintenance dapat bermakna perawatan atau perbaikan untuk menjamin
kelangsungan fungsional pada mesin atau sistem produksi supaya dapat beroperasi
secara maksimal. Berdasarkan data pada di departemen OPP ditemukan kerugian
(losses) pada mesin vibrating grizzly berupa kegagalan pada grizzly bar aus, v-belt
putus dan lainnya dengan total downtime hingga 2127,4 jam dan 49 kegagalan pada
bulan Mei 2018 hingga April 2019.
Vibrating Grizzly adalah salah satu critical equipment pada departemen OPP
yang merupakan heavyduty construction untuk menahan beban kejut dari batuan yang
ditumpahkan dan biasanya dipakai untuk crushing plant kapasitas 50 TPH ke atas.
Vibrating grizzly umumnya digunakan untuk memasok batu (rock) ke primary
crusher dan untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi ukuran yang
diharapkan. Komponen utama vibrating grizzly adalah vibrator unit, grizzly bar, motor listrik, pulley, v-belt. Grizzly bar (finger) terdiri dari bagian plat tebal sebagai
tempat jatuhan material dan bagian susunan batang-batang baja yang membentuk
ukuran lubang bukaan tertentu. Oleh karena itu, selain sebagai berfungsi sebagai
pengumpan material ke primary crusher, vibrating grizzly juga dapat memisahkan
material umpan yang sudah memenuhi ukuran yang diharapkan. Dengan adanya alat
ini maka material umpan yang telah memenuhi ukuran produk tidak perlu dilakukan
pengecilan ukuran lagi. Material yang lolos dari grizzly bar akan jatuh
menuju discharge chute dan akan diangkut menggunakan soil conveyor. Material
yang diangkut oleh soil conveyor ini biasanya berukuran 0-120 mm dan material yang
berukuran lebih besar dari 120 mm akan diumpan ke primary crusher untuk
dilakukuan pengecilan ukuran lagi.
Salah satu usaha untuk menentukan tugas pemeliharaan yang ada pada mesin
vibrating grizzly menggunakan metode realibility centered maintenance (RCM).
RCM berfungsi untuk mengatasi penyebab dominan dari kegagalan yang nantinya
akan membawa pada keputusan maintenance yang berfokus pada pencegahan
terjadinya jenis kegagalan yang sering terjadi. Failure mode and effects analysis
(FMEA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk kegagalan
yang mungkin menyebabkan setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan
pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap bentuk kegagalan. Identifikasi
FMEA meliputi failure cause dan failure effect. dalam FMEA, dapat dilakukan
perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk menentukan tingkat prioritas dari
suatu kegagalan. RPN merupakan hubungan antara tiga buah variabel yaitu severity
(keparahan), occurrence (frekuensi kejadian), dan detection (deteksi kegagalan) yang
menunjukkan tingkat resiko yang mengarah pada tindakan perbaikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nilai availability tertinggi pada
bulan september 2018 yaitu sebesar 91,31% sedangkan nilai availability terendah
terjadi pada bulan Maret 2019 yaitu sebesar 71,63%. Berdasarkan standart nilai availability yang diterapkan oleh pabrik sebesar 70% sehingga mesin dapat
beroperasi dalam waktu yang tersedia sehingga nilai rata-rata availability mesin yaitu
80,46% dan hasil analisa dari FMEA dan penilaian risiko dengan RPN menunjukkan
bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama atau memiliki
tingkat kepentingan tinggi untuk diperhatikan (need most attention) didapat
pemilihan komponen kritis penyebab kegagalan pada mesin vibrating grizzly adalah
Grizzly bar (130 RPN), V-belt (120 RPN), Gear box (120 RPN), vibrator (80 RPN),
Bearing (72 RPN), Motor (70 RPN), Pulley (56 RPN), universal joint (35 RPN) dan
Spring (15 RPN). Grizzly bar mengalami kegagalan sebanyak 19 kali atau 42% dari
total 42 frekuensi kegagalan dalam periode 1 tahun terhitung mulai bulan Mei 2018
sampai April 2019
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]