Perbandingan Model Cox Propotional Hazard Dan Regresi Weibull Untuk Menganalisis Ketahanan Bank Syariah
Abstract
Sesuai dengan UU No.21 tahun 2008, Bank syariah adalah bank yang
menjalankan segala kegiatanya berdasarkan syariah. Pada tanggal 1 juli 2014
OJK(Otoritas Jasa Keuangan) mengeluarkan peraturan baru nomor 8/POJK.13/2014
tentang kesehatan bank syariah umum yang dapat di nilai dari beberapa aspek
diantaranya risk profile, good corporate governance, earning dan capital. Faktor
yang diduga berpengaruh terhadap ketahanan bank syariah yaitu resiko kredit, resiko
likuiditas, ROA (Return on Asset), NOM (Net Operating Margin), CAR (Capital
Adequancy Ratio). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
perbandingan model cox proportional hazard dan regresi weibull untuk ketahanan
bank syariah serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap
ketahanan bank syariah. Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada pihak
bank tentang model yang lebih baik yang digunakan untuk mengetahui ketahanan
bank syariah.
Penelitian dilakukan pada bank syariah berlangsung selama 24 bulan pada
tahun 2017 sampai 2018. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
analisis deskriptif variabel yakni analisis karakteristik setiap variabel yang
menunjukan perusahaan dalam keadaan aman atau tidak. Melakukan uji kaplanmeier dan uji log-rank untuk mengetahui kurva ketahanan bank syariah. Pemodelan
cox proportional hazard yang pertama kali dilakukan yaitu uji asumsi menggunakan
uji GOF dan melakukan estimasi model sehingga didapatkan model cox proportional
hazard. Pemodelan regresi weibull yang pertama dilakukan yaitu uji kesesuaian
distrbusi menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil bahwa data
tersebut berdistribusi weibull. Uji multikolinieritas untuk mengetahui hubungan antar
variabel. Estimasi parameter regresi weibull untuk mendapatkan model dari regresi
weibull. Tahap selanjutnya setelah didapat model dari masing-masing metode dilakukan uji signifikansi parameter. Tahapan yang terakhir yaitu mencari nilai AIC
dan nilai MSE (Mean Square Eror) yang lebih kecil dari kedua model.
Berdasarkan tahapan-tahapan dari kedua metode yang telah dilakukan
diperoleh hasil perbandingan kedua model cox proportional hazard dan regresi
Weibull berdasarkan nilai AIC. Nilai AIC yang didapatkan dari kedua model
diperoleh bahwa model regresi Weibull memiliki nilai AIC yang lebih kecil dari pada
model cox proportional hazard. Perbandingan kedua metode berdasarkan nilai MSE
diperoleh nilai MSE pada model cox proportional hazard yaitu 0,006294 dan nilai
MSE pada regresi weibull yaitu 0,0000271. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai
MSE pada model regresi Weibull lebih kecil dari pada model cox proportional
hazard, sehingga disimpulkan bahwa model yang baik digunakan untuk ketahanan
bank syariah adalah model regresi Weibull. Berdasarkan uji signifikansi parameter
dari kedua metode menghasilkan kesimpulan yaitu Semua variabel independen
setelah diuji signifikansi didapat bahwa tidak ada satupun variabel yang berpengaruh
secara signifikan terhadap model, hal tersebut pada kasus ketahanan bank syariah
dikarenakan semua variabel independen yang menjadi faktor-faktor memiliki peran
berpengaruh sama, artinya jika ada satu variabel bebas dibawah batas aman maka
tidak akan mempengaruhi ketahanan bank syariah. Apabila semua variabel dibawah
batas aman maka akan mempengaruhi ketahanan bank syariah.