Identifikasi Sebaran Mineral Mangan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger DI Gunung Sadeng, Puger, Jember
Abstract
Mangan banyak digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, misalnya
dalam proses pembuatan baja untuk meningkatkan kualitas tempaan, kekerasan,
dan anti karat. Mangan yang menyisip dalam batu gamping dapat ditemukan di
Gunung Sadeng, Puger, Jember. Mangan merupakan logam yang memiliki nilai
resistivitas rendah. Berdasarkan resistivitas tersebut sebaran mineral mangan
dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Metode
geolistrik resistivitas merupakan metode dalam geofisika yang digunakan untuk
mengetahui keadaan bawah permukaan berdasarkan resistivitasnya dengan
memanfaatkan dua elektroda arus dan dua elektroda potensial. Salah satu
konfigurasi pada metode tersebut yaitu Konfigurasi Wenner-Schlumberger.
Metode dengan konfigurasi tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
sebaran mangan di Gunung Sadeng, Puger pada lahan yang belum tereksplorasi
untuk memberikan informasi mengenai hal terkait.
Penelitian yang telah dilakukan di Gunung Sadeng, Puger menggunakan
3 lintasan untuk mendentifikasi sebaran mangan. Ketiga lintasan tersebut
terbentang dari utara ke selatan dan memiliki ketinggian yang berbeda sehingga
diperlukan koreksi topografi. Lintasan 1 dan 2 terbentang sejauh 90 m,
sedangkan lintasan 3 sejauh 81 m. Spasi yang digunakan untuk ketiga lintasan
sama, yaitu 3 m dengan n dimulai dari 1 – 10. Injeksi arus yang menghasilkan
beda potensial di bawah permukaan terukur dari atas permukaan. Berdasarkan
nilai arus listrik (I), beda potensial (V), pengulangan (n), dan spasi elektroda (a)
kemudian didapatkan nilai resistivitas semu () yang digunakan sebagai input
software Res2Dinv. Hasil yang diperoleh dari pengolahan tersebut berupa citra distribusi resistivitas dengan gradasi warna yang berbeda. Penelitian juga
dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui resistivitas sampel batuan
yang diambil di sekitar lokasi penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 3
batuan. Sampel batuan 1 dan 2 memiliki ukuran yang sama, yaitu (6 × 2 × 1,5)
cm3
. Sedangkan ukuran sampel batuan yang ke-3 adalah (5,5 × 4 × 1) cm3
.
Berdasarkan nilai dari variabel yang didapatkan pada pengukuran yang
dilakukan 5 kali pengulangan, yaitu jarak antara lilitan serabut kabel (L), luas
penampang sampel batuan (A), nilai arus listrik (I), dan beda potensial (V)
kemudian didapatkan nilai resistivitas dari ketiga sampel batuan tersebut.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, mangan tersebar di lintasan 1, 2,
dan 3. Pada lintasan 1, mangan ditemukan di kedalaman (0,75–11,90) m dengan
nilai resistivitas (67,1–120,0) Ωm. Sedangkan di lintasan 2, mangan tersebar di
kedalaman (3,82– 11,90) m dengan rentang resistivitas (55,7–100) Ωm, dan pada
rentang resistivitas (54–96,5) Ωm di kedalaman (3,82–11,90) m pada lintasan
ke-3. Hasil skala laboratorium pada sampel batuan 1 mendapatkan nilai
resistivitas 88,458 Ωm, sedangkan nilai resistivitas pada sampel batuan ke-2
yaitu 00,910 Ωm, serta nilai resistivitas pada sampel batuan ke-3 diperoleh
199,414 Ωm. Nilai resistivitas pada sampel batuan 1 dan 2 berada dalam rentang
resistivitas mangan yang didapatkan dari geolistrik. Sedangkan sampel batuan 3
tidak termasuk dalam rentang resistivitas tersebut.