Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak DI Indonesia (Analisis Lanjut Data Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017)
Abstract
Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memiliki masalah kesehatan, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi. Masih terdapat kasus PD3I di Indonesia pada tahun 2018, terdapat 56,51% kasus pneumonia, 0,003% kasus campak, 0,22% kasus tuberkulosis, terdapat kasus difteri dengan nilai Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,09% dan kasus tetanus neonatus dengan nilai CFR sebesar 40%, serta diperkirakan terdapat 150.000 bayi yang berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun ke depan sebanyak 95%. Besarnya kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Indonesia dapat di cegah dengan pemberian imunisasi. Anak batita sangat rentang dengan terjadinya penyakit PD3I, sehingga orang tua bertugas untuk mengoptimalkan imunitas anak dengan memberikan imunisasi karena anak masih belum mampu untuk memilih. Namun, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia masih belum memenuhi standar nasional. Perhatian dari pihak orang tua sangat diperlukan, sehingga faktor dari orang tua dan anak sangat penting untuk meningkatkan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor status kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 12-35 bulan di Indonesia pada tahun 2017.
Penelitian yang telah dilaksanakan merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan data SDKI 2017. Populasi pada penelitian merupakan anak terakhir dengan usia 12-35 bulan. Analisis yang digunakan
dalam penelitian meliputi analisis univariabel, bivariabel (chi-square), multivariabel (regresi logistik).
Analisis secara univariabel menunjukkan bahwa masih terdapat anak di Indonesia yang berstatus imunisasi dasar tidak lengkap sebesar 37,5%, yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Persentase anak laki-laki dan perempuan hampir sama, paling banyak urutan kelahiran anak kedua (32,8%). Usia ibu dan ayah sebagian besar adalah 25-34 tahun (52,4%, 49,4%). Pendidikan ibu dan ayah paling banyak adalah tamat pendidikan menengah (26,7%, 34,9%). Ibu sebagian besar tidak memiliki pekerjaan (54,0%), dan hampir semua ayah memiliki pekerjaan. Jumlah kunjungan antenatal lebih dari 3 kali (89,2%), tempat persalinan di fasilitas kesehatan (75,8%), menerima kunjungan neonatus 2 bulan setelah kelahiran (68,2%). Indeks kekayaan rumah tangga paling banyak adalah kategori sangat miskin (26,5%). Sebagian besar keluarga memiliki asuransi kesehatan (62,8%). Pengambil keputusan keuangan sebagian besar dilakukan oleh ayah dan ibu secara bersama-sama (61,5%), penentu perawatan kesehatan ibu paling banyak dilakukan oleh ayah dan ibu secara bersama-sama (45,2%), dan penentu perawatan kesehatan anak paling banyak juga dilakukan oleh ayah dan ibu secara bersama-sama (49,6%). Analisis secara bivariabel menunjukkan bahwa status kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 12-35 bulan di Indonesia berhubungan pada beberapa variabel bebas yaitu urutan kelahiran anak, usia ibu, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, riwayat antenatal, riwayat persalinan, riwayat postnatal, indeks kekayaan rumah tangga, asuransi kesehatan, pengambilan keputusan keuangan, penentu perawatan kesehatan ibu dan anak. Model yang dihasilkan pada regresi logistik juga menunjukkan bahwa model sesuai dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara nilai prediksi dan observasinya yaitu sebesar 67,5%.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]