Visualisasi Transeksual Tokoh Einar Wegener dalam Film The Danish Girl
Abstract
Film kini makin beragam dan memiliki berbagai genre. Genre yang paling
umum di antaranya adalah drama, genre drama mampu berkombinasi dengan
genre apapun, contohnya biografi. Film biografi adalah film yang menceritakan
kisah nyata hidup sesorang yang berpengaruh untuk masa lalu dan masa kini.
Film The Danish Girl yang disutradarai oleh tom Hooper merupakan film biografi
yang telah memenangkan berbagai penghargaan. Meskipun film ini juga menuai
kontroversi yang mana ketika film ini rilis, dunia sedang marak dengan
permasalahan LGBT (Lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Cerita The Danish Girl terinspirasi dari tokoh nyata pelopor transgender
dunia bernama Einar Wegener. Ia adalah seorang pelukis pemandangan di
Denmark. Ia memiliki istri bernama Gerda, yang juga seorang pelukis. Einar yang
semula tampak memiliki orientasi seks heteroseksual, namun di tengah perjalanan
rumah tangganya, ia mengalami perubahan orientasi seks menjadi homoseksual,
dan melakukan pengubahan kelamin dengan jalur operasi. Penelitian ini
menggunakan tokoh Einar sebagai objek penelitian. Kajian psikoanalisis dalam
penelitian digunakan untuk meneliti karakter Einar dari segi psikologi, dan aspek
mise-en-scene untuk menganalisis aspek visual perubahan Einar.
Kajian psikoanalisis Sigmund Freud dan tahap cermin Jacques Lacan
peneliti gunakan dalam mengkaji dari sisi perubahan psikologis Einar. Peneliti
menggabungkan psikoanalisis Sigmund Freud (id, ego, dan superego) dan (Fase
Imajiner / tahap cermin) Jacques Lacan untuk mengetahui bagaimana perubahan
psikologi Einar, dan apa mempengaruhi perilaku dan orientasi seksualnya,
sehingga ia terobsesi untuk mengubah identitas gendernya menjadi wanita.
Tokoh Einar dalam film The Danish Girl cukup unik, karena
menggambarkan dua peran, yaitu sebagai Einar dan Lili. Keduanya memiliki
karakter dan penampilan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana aspek mise-en-scene menggambarkan transformasi Einar menjadi Lili.
Aspek mise-en-scene yaitu setting, tata cahaya, tata rias dan kostum, serta
pergerakan pemain digunakan untuk menganalisis aspek visual yang
menggambarkan tahap-tahap perubahan Einar menjadi Lili, setelah dianalisis
menggunakan psikoanalisis Sigmund Freud dan tahap cermin Jacques Lacan.
Maka dapat diketahui dengan lebih detail tidak hanya dari aspek visual, namun
peneliti memasukkan aspek psikologi untuk memperkuat hasil penelitian.