Modal Sosial Suporter Berni dalam Membangun Identitas Kelompok Suporter di Kabupaten Jember
Abstract
Suporter sepak bola memiliki citra buruk dan dianggap meresahkan bagi masyarakat karena seringkali terlibat bentrokan atau tawuran. Salah satu faktornya adalah rivalitas yang terjalin antar kelompok suporter, seperti rivalitas Aremania dengan Bonek. Rivalitas yang terjadi telah meluas ke daerah-daerah seperti di Kabupaten Jember. Rivalitas atau bentrokan antar kelompok suporter di Kabupaten Jember tidak hanya terjadi pada kelompok Aremania dan Bonek saja, tetapi juga terjadi pada pendukung klub Persid Jember yaitu antara Gangster dan New Gangster. Sebagai resolusi konflik dibentuklah kelompok suporter Berni pada tahun 2011 dengan mengangkat identitas Arek Jember sebagai pemersatu pihak yang berkonflik dan sebagai upaya mencegah konflik meletus kembali. Terbentuknya suporter Berni yang dilatar belakangi oleh konflik antar kelompok suporter di Jember membawa mereka pada satu tujuan untuk menjadikan Kabupaten Jember sebagai daerah yang aman dan nyaman bagi semua kelompok suporter. Oleh karenanya pengurus berusaha menjadikan Berni sebagai sebuah identitas bagi anggotanya sehingga dapat mengesampingkan fanatisme sebagai pendukung klub luar daerah dan berfokus kepada identitas yaitu Berni sebagai pendukung klub Persid Jember.
Teori yang digunakan adalah teori Modal Sosial yang berfokus pada pembentukan kepercayaan, norma dan nilai, dan jaringan dengan dua aspek kajian yaitu modal sosial mengikat (bonding) pada sektor internal, dan modal sosial menjembatani (bridging) pada sektor eksternal. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografis. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, diantaranya adalah ketua umum Berni, koordinator lapangan, dan ketua korwil dimana masing-masing informan memiliki peran sosial berbeda Sementara itu untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dilakukan analisis serta uji keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kepengurusan suporter Berni terdapat machers yaitu orang yang terlibat dalam kelompok formal, memiliki peran untuk menjaga Berni tetap berada dijalurnya dan mencapai apa yang menjadi tujuannya sebagai sebuah identitas. Juga terdapat schmoozers berperan mensosialisasikan norma dan nilai yang harus dijalankan sebagai suporter Berni kepada seluruh anggota. Mereka juga memberikan akses kepada anggota suporter Berni, dan memastikan bahwa anggotanya dapat terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Melalui kegiatan kopdar, ngopi-ngopi, dan datang ke stadion mampu membentuk dan memperkuat solidaritas pada lapisan pengurus maupun diantara anggotanya. Keterlibatan tersebut telah melekatkan identitas mereka sebagai suporter Berni, sehingga memunculkan kesadaran untuk mengesampingkan kepentingannya sebagai pendukung luar daerah dan berfokus kepada daerah sendiri sebagai suporter Berni. Hal tersebut telah berhasil meminimalisir terjadinya konflik atau bentrokan antar kelompok suporter di Jember seperti yang pernah terjadi terdahulu.