dc.description.abstract | Departemen Ore Proccecing Plant (OPP) terdapat primary crusher dan secondary crusher yang bertugas mengecilkan ukuran dari material umpan yang berbentuk bongkahan batu. Secondary crusher menggunakan mesin cone crusher sebagai penghancur material umpan. Cone Crusher menerima material umpan yang telah melewati primary crusher dan diangkut menggunakan soil conveyor, kemudian material umpan yang masuk ke dalam cone crusher akan dikecilkan lagi ukurannya, agar memudahkan pada proses selanjutnya. Permasalahan yang terjadi pada cone crusher yaitu kegagalan dari komponen-komponen yang terjadi akibat kurangnya kegiatan perawatan seperti inspeksi rutin pada komponen-komponen yang memiliki resiko terjadi kegagalan tinggi. Beberapa komponen cone crusher yang memiliki tingkat kegagalan tertinggi yaitu: bowl liner, head liner, dust seal, dan lubricarion oil pipe.
Cone Crusher adalah salah satu jenis crusher / penghancur yang biasa digunakan untuk mengurangi ukuran dari material keras seperti batu ataupun krikil. Dalam pertambangan emas, cone crusher digunakan secara luas sebagai mesin pemecah batu sekunder maupun tersier. Prinsip kerja dari cone crusher ialah saat material memasuki celah antara bowl liner dan head liner yang ada pada cone crusher, material akan mengalami gesekan akibat dari perputaran head liner yang memiliki gerakan eccentric dengan bowl liner. Selain itu, ukuran celah antara head liner dan bowl liner yang semakin kecil juga memberi tekanan pada material.
Salah satu cara untuk menentukan tugas pemeliharaan pada mesin cone crusher yaitu menggunakan metode reliability centered maintenance (RCM). RCM adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan tindakan perawatan yang diperlukan dari aset fisik untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang menggabungkan analisa kualitatif dan analisa kuantitatif dalam penentuan program
pemeliharaannya. RCM memiliki beberapa tahapan seperti analisis failure mode and effect analysis (FMEA), penyusunan RCM information worksheet, dan penyusunan RCM decision worksheet. FMEA dilakukan untuk mengidentifikasi failure cause dan failure effect dari suatu failure mode pada mesin cone crusher. FMEA akan dilakukan perhitungan risk priority number (RPN) yang berfungsi untuk menentukan tingkat prioritas dari suatu kegagalan yang mengarah pada tindakan perbaikan. RCM information worksheet merupakan form yang berisi informasi mengenai function (fungsi), functional failure (kegagalan fungsional), failure mode (mode kegagalan), dan failure effect (efek kegagalan). RCM decision worksheet merupakan cara untuk menemukan maintenance task yang tepat dan efektif. RCM decision worksheet berbentuk berupa form yang berisi tentang FMEA dan RCM information worksheet serta proposed task atau usulan tugas yang dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai rata-rata availability mesin cone crusher selama bulan Januari 2018 sampai April 2019 adalah 72.48% dengan standar nilai availability yang diterapkan oleh pabrik sebesar 70%. Hal ini menunjukan bahwa mesin mampu bekerja sesuai dengan standar perusahaan. Dari hasil analisa FMEA dan penilaian resiko dengan RPN menunjukan bahwa komponen kritis yang perlu mendapat prioritas utama untuk diperhatikan adalah bowl liner (336) dan head liner (336). Dan hasil dari analisa RCM decision worksheet pada komponen yang mendapat prioritas utama dapat dilakukan tindakan yaitu: komponen bowl liner dan head liner dilakukan discard task berupa inspeksi 1 minggu sekali untuk memastikan kondisi serta mengecek ketebalan dari liner, dilakukannya pergantian liner sebelum habis umur pakainya, dan penyediaan spare parts bowl-head liner minimal 6 set setiap tahunnya | en_US |