Penggunaan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) untuk Mengikat Logam Chromium Total (Cr) pada Limbah Cair Batik
Abstract
Batik adalah salah satu budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi dan telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan asli budaya Indonesia. Produksi batik yang semakin meningkat pada saat ini diiringi pula dengan berkembangnya industri batik yang semakin banyak. Daerah Kabupaten Jember memiliki 10 unit UKM batik pada tahun 2018. UD Pakemsari merupakan salah satu ukm batik yang terdapat di Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Industri batik tergolong industri tekstil yang menghasilkan limbah cair dengan jumlah yang cukup tinggi. Limbah cair batik dapat mencemari lingkungan diakibatkan oleh kandungan bahan kimia yaitu pewarna, lilin (wax), amilum, sisa serat selulosa dan logam berat. Kandungan logam berat yang terdapat pada limbah cair batik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yaitu logam chromium (Cr).
Logam chromium dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis jika terpapar dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama. Kadar chromium total (Cr-T) pada UD Pakemsari pada tahun 2016 sebesar 8.1 mg/L. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 52 Tahun 2014 telah melebihi baku mutu lingkungan yang mana seharusnya kadar maksimum yaitu 1 mg/L. Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan metode untuk mengurangi kadar chromium salah satunya yaitu menggunakan fitoremediasi, karena biaya yang lebih rendah, tidak memerlukan peralatan khusus sehingga mudah diterapkan. Tanaman fitoremediator pada penelitian ini yaitu kayu apu (Pistia stratiotes L.). Pemilihan tanaman kayu apu dikarenakan tanaman yang melimpah di alam dan mudah ditemukan pada air yang menggenang atau mengalir lambat serta tanaman kayu apu memiliki kemampuan menyerap kandungan logam berat dan berfungsi sebagai pembersih dari pencemaran air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar chromium total (Cr-T) pada limbah cair batik tanpa penambahan tanaman kayu apu (0gr/6L) dengan yang diberi penambahan kayu apu seberat 300gr/6L, 350gr/6L dan 400gr/6L dengan waktu pemaparan selama 10 hari.
Metode penelitian adalah True Eksperiment dengan bentuk Post-test Only Control Design. Pada penelitian ini terdapat empat kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 replikasi. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol atau kelompok tanpa kayu apu 0gr/6L, kelompok kedua yaitu kelompok yang diberi penambahan kayu apu seberat 300gr/6L (P1), kelompok ketiga yaitu kelompok yang diberi penambahan kayu apu seberat 350gr/6L (P2) dan kelompok keempat yaitu kelompok yang diberi penambahan kayu apu seberat 400gr/6L (P3).
Hasil penelitian dilakukan uji normalitas kemudian dilakukan uji one way anova. Hasil uji one way anova dengan α = 0.05 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada semua kelompok <0.05, artinya seluruh kelompok perlakuan memiliki rerata kelompok yang berbeda. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kelompok pada perlakuan ketiga (P3) yaitu kelompok limbah cair batik dengan penambahan berat 400gr/6L memiliki rerata kelompok terkecil dibandingkan kelompok lainnya yaitu sebesar 0.165 mg/L. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 52 Tahun 2014 rerata tersebut sudah dibawah baku mutu lingkungan yang ditetapkan yaitu 1 mg/L.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]