Pengawasan Proses Produk Kayu Sengon Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pada PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Sumberjambe Banyuwangi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengawasan proses
produk kayu sengon pada PT. Perkebunan Nusantara XII. Pengawsan produk kayu
sengon ini merupakan suatu kegiatan yang penting dan harus melalui perencanaan
produksi yang baik, karena perencanaan produksi yang baik belum tentu akan
menghasilkan produksi yang baik tanpa adanya pengawasan proses produk kayu
sengon. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mutlak harus dilakukan oleh
pimpinan dalam suatu organisasi atau perusahaan dan tujuan akhir dari pengawasan
adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan dan mencapai
target yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada perkebunan Sumberjambe Banyuwangi dengan
melakukan paradigma deskriptif kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (dalam
Moleong 2011:4) bahwa metode kualitatif adalah sebagai berikut:
“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati dengan tidak mengisolasi individu atau organisasi ke dalam
variablel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
kebutuhan.”.
Pemilihan informan Menggunakan teknik snowball sampling. Menurut Sugiyono
(2008:219) teknik snowball sampling adalah “Teknik penentuan informan yang mulamula
jumlahnya kecil kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama membesar”.
viii
Pengawasan produk kayu sengon yang dilakukan pada perkebunan
Sumberjambe terbagi dalam tiga tahapan yaitu, tahap input, proses, dan keluaran atau
output. Untuk tahap input pengawasan produk kayu sengon lebih ditekankan pada
saat pembibitan, karena pada tahap ini ditemukan banyaknya pembibitan sengon yang
rusak atau mati. Selain itu penerapan perlakuan benih atau treatment pada tahap input
ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan benih sengon. Pada tahap proses atau
Transformasi penanggulangan hama merupakan hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, karena Sistem penanaman monokultur pada sengon akan berdampak
pada merabaknya hama dan penyakit pada tanaman sengon. Hal ini diakibatkan oleh
melimpah dan terkonsentrasinya sumber pakan bagi hama dan penyakit dalam satu
lahan sengon. Pada satu lahan sengon hama dan penyakit akan sangat cepat menular
pada tanaman yang lain, maka dari itu dibutuhkan penanganan yang intensif pada
penyakit sengon. Beberapa jenis hama dan penyakit pada sengon yang sangat
menghawatirkan pada pertumbuhan sengon adalah: hama penggerak batang atau
boktor, hama ulat kantong, dan penyakit karat puru. menghawatirkan pada
pertumbuhan sengon adalah: hama penggerak batang atau boktor, hama ulat kantong,
dan penyakit karat puru. Sedangkan pada tahap keluaran atau output pemanenan kayu
sengon dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap penjarangan satu, penjarangan kedua
dan penebangan habis. Pemotongan kayu sengon dan pembagian batang, serta
pengangkutan log kayu sengon juga harus mengacu pada SOP yang sudah ditentukan
oleh perusahaan.