Motivasi Buruh Perempuan Penyadap Karet Dalam Peningkatan Kondisi Ekonomi Keluarga
Abstract
PT Glenmore merupakan salah satu perkebunan yang ada di Banyuwangi,
di perkebunan ini di dominasi oleh perekebunan karet. Keberadaan perkebunan
PT. Glenmore di wilayah ini berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi
masyarakat sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dari sebagian besar masyarakatnya
bekerja sebagai buruh di perkebunan PT. Glenmore. Dimana terdapat bermacammacam jenis pekerjaan buruh yang tersedia di perkebunan PT. Glenmore yaitu
penyadap karet, pemberantas hama, mencangkul, pemupukan, memberi nomor
pada tanaman, dan lain-lain. Diantara berbagai macam pekerjaan buruh tersebut,
pekerjaan buruh yang paling diminati adalah buruh penyadap karet. Hal ini
disebabkan pekerjaan buruh penyadap karet dilakukan setiap hari. Pekerjaan
buruh penyadap karet didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi juga terdapat
sebagian perempuan yang ikut bekerja sebagai penyadap karet.
Tujuan dalam penulisan ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis
Motivasi buruh perempuan penyadap karet dalam peningkatan kondisi ekonomi
keluarga. Motivasi perempuan dalam bekerja sebagai buruh perkebunan di PT
Glenmore berbeda antara satu dengan yang lain, ada yang di dorong oleh faktor
ekonomi misalnya bekerja guna menambah pendaptan keluarga atau didorong
oleh pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh, atau sekedar
menghabiskan waktu senggang. Selain itu, keperluan akan peningkatan ekonomi
rumah tangga merupakan salah satu alasan utama mereka sebagai ibu rumah
tangga untuk membantu mencari penghasilan tambahan dengan mereka bekerja
semampunya sebagai seorang perempuan. Tingkat keprofesional para buruh
perempuan dalam bekerja juga sangat tinggi, hal ini ditunjukkan kedatangan yang
tepat waktu dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.
. Di Afdeling Kalitakit PT Glenmore, Banyuwangi. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik
purposive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
dan dokumentas. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, dalam menguji
keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.
Meskipun menyadap karet merupakan pekerjaan yang memiliki resiko
tinggi bagi perempuan karena menyadap karet harus dilakukan pada malam hari
tetapi para perempuan tidak peduli dan masih tetap bekerja. Karena hanya sebagi
buruh penyadap karet yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan penghasilan
sealin itu karena keterbatasan kemampuan dibidang lain sehingga mereka memilih tetap untuk bekerja di perkebunan sebagai buruh sadap karet demi ekonomi
keluarga.
Jam kerja sebagai buruh penyadap karet sangatlah beresiko karena
pengambilan getah karet harus dilakukan dini hari yaitu mulai pukul 02.30 sampai
jam 05.00 Wib. Kemudian sambil menunggu getah terkumpul semua mereka
pulang kerumah terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga setelah
melakukan pekerjaan rumah kemudian jam 07.00 sampai jam 09.00 Wib buruh
kembali ke kebun untuk mengambil getah karet yang sudah terkumpul semua lalu
di timbang ke mandor-mandor yang bertugas biasanya mandor menunggu di pos
yang disediaakan yang ada di tengah-tengah kebun. Alasan mereka bekerja mulai
dini hari karena pengambilan getah karet tidak bisa dilakukan ketika matahari
keluar sehingga mau tidak mau pekerjaan sebagai buruh penyadap harus
dilakukan sebelum matahari muncul demi mendapatkan getah karet yang lebih
banyak.
Dan kesimpulan hasil temuan yaitu Keputusan perempuan untuk bekerja
sebagai buruh penyadap getah karet yaitu disebabkan karena perekonomian yang
kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, biaya untuk anak sekolah,
penghasilan kurang bila hanya megandalkan satu anggota keluarga saja, dan
upah/gaji suami masih dibawa UMR tidak cukup untuk membiayai semua anggota
keluarganya termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan juga karena
adanya dorongan dari keluarga untuk membantu perekonomian keluarga,
Motivasi untuk melakukan pekerjaan yang disenangi, sebelumya buruh sadap
getah karet meminta ijin terlebih dahulu kepada suami mereka.