Pengaruh Objek Wisata Bjbr (Beejay Bakau Resort) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat DI Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Tahun 2013-2018
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah dari sekian banyak obyek wisata yang
ada di Kota Probolinggo, penulis tertarik dengan obyek wisata BJBR yang
merupakan salah satu obyek wisata alam terkenal di Probolinggo. Obyek wisata
BJBR juga memiliki daya tarik yaitu keindahan hutan bakau yang membentang
luas dan berbagai bangunan indah yang memiliki prestasi. Masalah yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu: (1) apa yang melatar belakangi dibukanya obyek wisata
BJBR Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan tahun 2013; (2)
bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Mangunharjo
sebelum dibukanya obyek wisata BJBR tahun 2013; (3) bagaimanakah kehidupan
sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Mangunharjo setelah dibukanya obyek
wisata BJBR tahun 2013. Tujuan penelitian ini merupakan (1) mengkaji secara
mendalam mengenai latar belakang dibukanya obyek wisata BJBR di Kelurahan
Mangunharjo Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo tahun 2013; (2) mengkaji
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan
Mayangan Kota Probolinggo sebelum dibukanya obyek wisata BJBR pada tahun
2013; (3) mengkaji secara mendalam mengenai kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo
setelah dibukanya obyek wisata BJBR pada tahun 2013-2018. Manfaat penelitian
ini yaitu: (1) bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha penulis dalam
mendalami materi sejarah sosial ekonomi yang direfleksikan dengan pengaruh
obyek wisata BJBR terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan
Mangunharjo; (2) bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
wawasan mengenai sejarah obyek wisata BJBR dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Mangunharjo; (3) bagi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Probolinggo, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengelolaan obyek wisata BJBR agar
dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan asing; (4)
bagi almamater, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan,
referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat sebagai salah
satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menambah khasanah
kepustakaan Universitas Jember.
Yang melatarbelakangi dibukanya obyek wisata BJBR yaitu ketersediaan
ekosistem hutan bakau seluas 90Hektar, letaknya yang strategis. Kehidupan sosial
ekonomi kelurahan mangunharjo sebelum dibukanya obyek wisata BJBR
mayoritas masih bermatapencaharian sebagai nelayan hal ini dikarenakan belum
ada lapangan kerja dan pendidikan yang cukup, khususnya pada masyarakat
pesisir di dusun borang dan jati. Selain mata pencaharian yang belum bervariasi,
pendapatan masyarakat Mangunharjo juga masih sangat kecil dan tidak cukup
untuk kebutuhan sehari–hari. Kehidupan sosial ekonomi setelah dibukanya obyek
wisata BJBR tahun 2013–2018 di kelurahan mangunharjo semakin membaik, hal
ini dikarenakan masyarakat sekitar bisa memanfaatkan obyek wisata BJBR
sebagai area berjualan atau berdagang. Dan hal ini yang menyebabkan munculnya
mata pencaharian baru dan mengalami mobilitas social karena meningkatnya
pendapat masyarakat pesisir.
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa (1) BJBR dikembangkan menjadi pariwisata karena memiliki prospek yang
bagus. (2) Sebelum tahun 2013, kehidupan sosial ekonomi masyarakat masih
sangat sederhana. (3) Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan
Mangunharjo pada tahun 2013-2018 sudah mulai terlihat perubahan. Adapun
saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Masyarakat Kelurahan Mangunharjo disarankan lebih bijaksana. (2) Bagi
pihak pengelola obyek wisata hendaknya lebih memperhatikan. (3) Dengan
berkembangnya obyek wisata BJBR masyarakat sekitar saling mencari
keuntungan