dc.description.abstract | Bidang pertanian di dunia tidak hanya didominasi oleh laki-laki, tetapi
juga perempuan. Perempuan yang bekerja sebagai petani memiliki dua tanggung
jawab yaitu pekerjaan sekaligus mengurus keluarga. Memiliki peran ganda dalam
kehidupan keluarganya, menjadi seorang ibu, serta membantu mencari nafkah
dengan kata lain seorang wanita yang bekerja memiliki konflik peran yang harus
dihadapi. Tekanan-tekanan psikologis yang berasal dari keluarga maupun yang
berasal dari pekerjaan membuat wanita mengalami stres yang dapat meningkatkan
resiko penyakit hipertensi. Stres adalah adalah respon manusia terhadap setiap
perubahan yang dianggap sebagai tantangan atau ancaman. Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat
stres dengan kejadian hipertensi pada perempuan yang bekerja sebagai petani
tembakau di kecamatan kalisat kabupaten jember. Penelitian ini menggunakan
hubungan korelasional melalui pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan
data pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling melalui
pendekatan purposive sampling dengan cara accidental sampling pada 95
perempuan yang bekerja sebagai petani. Pengambilan data pada penelitian ini
dengan lembar karaktetristik responden, kuesioner Depression Anxiety Stress Scale
(DASS 42) untuk variabel stres yang telah diuji validitas dan reabilitasnya dengan
nilai Chronbach Alpha sebesar 0,9483, serta pengukuran tekanan darah dengan
stethoscope dan sphygmomanometer yang telah terkalibrasi di Laboratorium
Kalibrasi Universitas Jember dengan nomor sertifikat 040/Tk/04/2019. Penelitian
ini sudah mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
Fakultas Keperawatan pada tanggal 10 juli 2019 dengan nomor surat: No.
3033/UN25.1.14/SP/2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur petani tembakau rata-rata
berusia 40 tahun. Tingkat pendidikan mayoritas SD yaitu (74,7%) dengan lama
bekerja paruh waktu sebanyak (83%) dan mayoritas menggunakan alat
kontrasepsi (KB) yaitu (90%). Tingkat stres perempuan yang bekerja sebagai
petani tembakau yaitu stres ringan (50,5%) dengan kejadian hipertensi yaitu
hipertensi grade 1 (55,8%). Hasil analisis menggunakan uji chi-square didapatkan
nilai p value 0,0001 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat
stres dengan kejadian hipertensi pada perempuan yang bekerja sebagai petani
tembakau di Kecamatan Kalisat.
Stres merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi yang akan berakibat
pada penyakit kardiovaskular. Menurut peneliti, hal itu terjadi karena sebagian
besar responden yang terpilih mengalami stres karena mereka memiliki masalah
ekonomi terlebih lagi ketika mengingat masalah pekerjaan mereka yang terjadi
diluar kendali seperti cuaca yang tidak menentu serta serangan hama. Berdasarkan
hal tersebut, pelayanan kesehatan di Kecamatan Kalisat lebih meningkatkan
program kesehatan masyarakat melalui program penyuluhan tentang kesehatan
mental terutama pada petani yang rentan mengalami stres serta terapi kesehatan
untuk membantu menurunkan stres serta mengajarkan terapi kesehatan yang
mudah dilakukan oleh masyarakat. Pentingnya preventif primer membuat para
tenaga kesehatan mengetahui penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan
mental para petani. | en_US |