EFEKTIVITAS PENGUMPULAN TELUR NYAMUK Aedes spp. DENGAN MENGGUNAKAN ATRAKTAN RENDAMAN JERAMI DAN MODIFIKASI OVITRAP
Abstract
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp
(Sianipar, 2010). Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan
jumlah kasus dan jumlah kematian yang terus meningkat. Berbagai upaya pemerintah
telah dilakukan, salah satunya dengan menggunakan macam atraktan dan modifikasi
ovitrap. Alat tersebut berfungsi untuk mempengaruhi jumlah telur nyamuk yang
terperangkap di dalamnya. Ovitrap yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
dua model yaitu ovitrap standar dan ovitrap modifikasi. Pada ovitrap standar hanya
terdapat kertas saring yang berukuran sempit sebagai tempat peletakan telur nyamuk
dan terdapat atraktan di dalamnya, sedangkan pada ovitrap modifikasi terdapat
atraktan, kertas saring berukuran lebih luas, dan kawat serangga sebagai perangkap
nyamuk dewasa.
Pada penelitian ini terdapat empat faktor perlakuan yaitu letak ovitrap,
modifikasi ovitrap, macam atraktan, dan periode pengambilan telur. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Data penelitian dianalisis menggunakan
Compare mean one way anova dengan bantuan software SPSS versi 16. Analisis
tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap jumlah telur
nyamuk yang terperangkap. Jika pengaruh tersebut signifikan maka diuji lanjut
menggunakan LSD 5%. Peletakan ovitrap berada di dalam dan di luar rumah. Model
viii
ovitrap terdiri dari ovitrap standar dan ovitrap modifikasi. Macam atraktan terdiri
dari kontrol, rendaman tangkai jerami padi, dan rendaman daun jerami padi,
sedangkan periode pengambilan telur terdiri dari periode l, ll, dan lll. Jumlah telur
nyamuk yang tertangkap dihitung dan diidentifikasi untuk mengetahui spesiesnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah telur nyamuk yang
terperangkap berdasarkan letak ovitrap di luar rumah adalah 9,80 ± 11,54 dan di
dalam rumah adalah 14,52 ± 16,41. Letak kedua ovitrap tersebut mempunyai nilai
signifikansi 0,18 (P > 0,05). Rata-rata jumlah telur nyamuk yang terperangkap
berdasarkan jenis ovitrap standar adalah 10,54 ± 16,08 dan ovitrap modifikasi adalah
13,78 ± 12,32. Jenis kedua ovitrap tersebut mempunyai nilai signifikansi 0,19 (P >
0,05). Rata-rata jumlah telur nyamuk yang terperangkap berdasarkan kontrol adalah
9,08 ± 12,01; atraktan daun jerami padi adalah 13,61 ± 15,25; dan atraktan tangkai
jerami padi adalah 13,78 ± 15,32. Atraktan yang digunakan tersebut mempunyai nilai
signifikansi 0,29 (P > 0,05). Rata-rata jumlah telur nyamuk yang terperangkap
berdasarkan periode l adalah 9,94 ± 13,81; periode ll adalah 6,53 ± 8,76; dan periode
lll adalah 20,00 ± 16,05. Nilai signifikansi berdasarkan periode pengambilan telur
adalah 0,001 (P < 0,05). Berdasarkan nilai signifikansi semua perlakuan, letak
ovitrap, modifikasi ovitrap, dan macam atraktan berpengaruh tidak signifikan
terhadap rata-rata jumlah tangkapan telur nyamuk, sedangkan periode pengambilan
telur berpengaruh signifikan terhadap rata-rata jumlah tangkapan telur nyamuk.
Efektivitas relatif pengumpulan telur dengan perlakuan letak ovitrap yaitu dalam
rumah lebih efektif (0,59%) daripada di luar rumah, ovitrap modifikasi lebih efektif
(0,56%) daripada ovitrap standar, dan tangkai jerami padi lebih efektif (0,50%)
daripada daun jerami padi. Adapun periode pengambilan telur nyamuk antara l – lll
(0,75%) atau ll – lll (0,66%) lebih efektif daripada perlakuan-perlakuan lainya.