dc.description.abstract | Konsepsi empiris tentang pengaruh fiskal dalam logika ricardian pada APBN
Indonesia melalui kebijakan defisit anggaran dibiayai melalui hutang pemerintah dan
penerbitan obligasi menjadi perdebatan antara pandangan klasik dan ricardian.
Pandangan ekonom klasik menyatakan defisit anggaran merugikan perekonomian,
adanya penurunan pajak menyebabkan kenaikan suku bunga dan menurunkan
tabungan pemerintah. Sedangkan pandangan ricardian penurunan tabungan
pemerintah akibat pemotongan pajak (tax cut) akan diimbangi oleh tabungan swasta
yang lebih tinggi dan tidak mempengaruhi permintaan agregat. Secara keseluruhan
ricardan berpendapat bahwa defisit anggaran mempunyai pengaruh yang netral
terhadap perekonomian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
bagaimanakah pengaruh GDP, defisit anggaran, belanja pemerintah, hutang
pemerintah dan tabungan masyarakat terhadap konsumsi domestik dalam konsepsi
Ricardian Equivalence Hypothesis (REH) dalam jangka pendek dan jangka panjang
di Indonesia pada tahun 1980-2011. Penelitian ini fokus pada dua analisis, yaitu
deskriptif dan kausal analisis dengan metode Error Correction Model (ECM)
Domowitz dan Elbadlawi. Hasil analisis menunjukkan bahwa defisit anggaran dan
hutang pemerintah tidak berpengaruh terhadap perekonomian dalam jangka pendek
dan terjadi kointegrasi dalam model akan tetapi dalam jangka panjang menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian. Saran yang bisa dilakukan
Indonesia harus membuat strategi kebijakan yang tepat untuk mendorong terciptanya
aliran investasi modal dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang positif sehingga
lewat pembiyaan APBN (anggaran defisit/surplus) yang tepat akan memberikan efek
yang menguntungkan bagi perekonomian.
Kata Kunci: APBN, ricardian equivalence hypothesis (REH), pemotongan pajak,
defisit anggaran, hutang pemerintah, error correction model (ECM). | en_US |