Nilai Seni Pertunjukan Barong Sebagai Obyek Wisata Budaya Using Tahun 1996-2019
Abstract
Latar belakang pemilihan masalah penelitian ini yaitu seni pertunjukan barong
Kemiren menjadi seni pertunjukan paling tua bagi masyarakat Using Banyuwangi yang
masih bertahan dengan nilai-nilai adat kesakralanya sebagai ritual adat desa Kemiren.
Seni pertunjukan ini menjadi cikal bakal berdirinya desa Kemiren. Desa Kemiren
memiliki potensi budaya terutama seni pertunjukan, adat istiadatnya yang menarik dan
unik, serta bahasa Usingnya. Sehingga menjadikan seni pertunjukan barong Kemiren
saat ini juga berfungsi secara profan. Oleh karena itu, sejak tahun 1996 desa Kemiren
telah ditetapkan menjadi pusat lokasi desa wisata Using Banyuwangi oleh pemerintah
provinsi Jawa Timur. Terpilihnya desa Kemiren sebagai pusat lokasi desa wisata Using,
karena masyarakatnya masih memiliki warna budaya Using yang sangat kental.
Walaupun bukan satu-satunya desa di wilayah kabupaten Banyuwangi yang memiliki
warna budaya Using, namun apabila dibandingkan dengan desa-desa lainya, masyarakat
desa Kemiren paling teguh mempertahankan nilai-nilai budaya Using, terutama adat
istiadatnya yang masih murni. Sedangkan keberadaan desa-desa sekitarnya sebagai desa
penyangga ritual adat masyarakat Using. Pandangan masyarakat desa Kemiren dapat
dilihat dari kegiatan penyelenggaraan upacara adat atau tradisi selamatan yang
dilaksanakan sepanjang hidupnya. Pada penyelenggaraan upacara-upacara tersebut ada
beberapa bentuk upacara yang selalu disertai dengan pertunjukan kesenian.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah asal
usul barong sebagai ritual adat bersih desa Kemiren?; (2) bagaimanakah fungsi nilai
seni pertunjukan barong Kemiren sebagai obyek wisata budaya Using tahun 1996-
2019? Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk
mendeskripsikan asal usul barong barong sebagai ritual adat bersih desa Kemiren; (2)
fungsi nilai seni pertunjukan barong Kemiren sebagai obyek wisata budaya Using tahun
1996-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang
langkahnya adalah heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi budaya dengan teori
fungsionalisme oleh Emile Durkheim.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah desa Kemiren merupakan desa yang lekat
dengan kehidupan seni tradisionalnya cukup terpelihara, karena masyarakat selalu
menampilkanya dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat ritual maupun seremonial.
Pada umumnya semua kegiatan kesenian yang berhubungan dengan adat mendapat
perhatian yang baik dari masyarakat desa Kemiren. Untuk menjaga kelestarian
budayanya, masyarakat desa Kemiren berusaha bersikap harus dapat menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi, namun tradisi sebagai warisan leluhur secara turun temurun
harus tetap dipegang teguh, dan tetap dipertahankan dengan keyakinan secara
mendalam, agar hidup dengan selamat. Sejumlah bentuk kesenian yang bersifat sakral
terkait dengan kegiatan upacara, salah satu diantaranya adalah barong Using (Barong
Kemiren) yang terkait dengan upacara Ider Bumi tanggal 2 Syawal dan selamatan desa
Kemiren pada bulan Dulhijah. Asal-usul barong Kemiren dan pertunjukanya memiliki
hubungan dengan upacara adat desa Kemiren. Sedangkan upacara adat desa Kemiren
memiliki hubungan dengan leluhur desa Kemiren. Seni pertunjukan arak-arakan barong
diambil dari prosesi Ider Bumi, sedangkan seni pertunjukan barong semalam diambil
dari prosesi selamatan desa. Nilai-nilai dalam adat mempengaruhi relasi sosial
masyarakat. Nilai-nilai tersebut memberikan fungsi secara sosial budaya dan sosial
ekonomi bagi pelaku adat, kelompok masyarakat desa wisata Using, pelaku seni, dan
pemerintah daerah. Berawal dari penetapatan desa wisata Using tahun 1996 mengangkat
seni pertunjukan barong sebagai potensi obyek wisata budaya. Kini ritual barong Ider
Bumi dikemas oleh pemerintah daerah menjadi event festival yang dapat mengangkat
citra Banyuwangi di bidang pariwisata. Pada tahun 2014 kegiatan ritual Ider Bumi yang
awalnya berfungsi secara sakral berubah menjadi profan berkat adanya kemasan
kegiatan event festival. Begitupun dengan ritual selamatan desa dikemas oleh
pemerintah daerahsejak tahun 2015 menjadi event festival tumpeng sewu yang dapat
memberi nilai kebermanfaatan ekonomi bagi masyarakat desa wisata Using. Kegiatan
tersebut dilandaskan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh masyarakat desa wisata
Using melalui seni pertunjukan barong. Sehingga berhasil dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan, khususnya di desa wisata Using. Bagi pemerintah desa Kemiren
sendiri, melalui event festival tersebut sebagai upaya branding desa wisata Using.
Melalui event festival tersebut juga sebagai pemicu upaya mengenalkan potensi-potensi
desa wisata Using kepada wisatawan daerah dan mancanegara. Kini berkembang
potensi-potensi obyek wisata lain yang dioptimalkan dapat mensejahterakan masyarakat
Using desa Kemiren melalui kegiatan industri kreatif kepariwisataan seperti homestay
dan kerajinan khas masyarakat Using. Hasilnya kegiatan pariwisata yang dilakukan
memberi kontribusi bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian. Geliat
ekonomi kepariwisataan memberi dampak pemasukan daerah yang mendorong
pemerintah daerah semakin mengembangkan strategi kepariwisataan dengan menunjang
fasilitas-fasilitas penting bagi wisatawan seperti akomodasi dan transportasi. Pemerintah
desa pun juga menunjang kebutuhan untuk mengoptimalkan nilai-nilai potensi obyek
wisata seni pertunjukan barong. Dampak kegiatan kepariwisataan tersebut dapat secara
langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya pelaku seni pertunjukan barong dalam
meningkatkan pertunjukanya.
Saran yang dapat diberikan mengenai keseimpulan tersebut adalah (1) bagi
penulis, kiranya penilitian ini dapat dijadikan bahan dalam mengadakan penelitian
lanjutan dan lebih memperdalam tentang sejarah kebudayaan di Indonesia; (2) bagi
masyarakat Banyuwangi, pelaku seniman, dan pemerintah diharapkan tetap dapat
menjaga dan melestarikan kesenian tradisional serta mermahami nilai-nilai yang
terkandung sebagai warisan leluhur agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman (3);
bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi diharapkan untuk memperhatikan
kesejahteraan pelaku adat ritual seni pertunjukan barong sepuh Kemiren dan menjaikan
seni pertunjukan barong Kemiren sebagai budaya nasional; (4) bagi Pokdarwis desa
Kemiren diharapkan dapat mengembangkan promosi khusus seni pertunjukan barong
Kemiren melalui edukasi dalam bentuk bucklet untuk memudahkan edukasi seni
pertunjukan barong kepada wisatawan, brosur, dan trailler video.