Analisis Bilangan Koneksi Pelangi Antiajaib pada Keluarga Graf Roda dan Kaitannya dengan Keterampilan Berpikir Kombinatorial
Abstract
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan
yang sangat pesat menuntut setiap individu untuk dapat selalu
mengembangkan pikiran serta wawasan dalam menyelesaikan berbagai
masalah kehidupan. Matematika merupakan suatu subjek yang selalu
menuntut individu untuk dapat menemukan pemecahan dan penyelesaian
terhadap suautu masalah dengan berbagai macam keterampilan berpikir,
salah satunya yaitu keterampilan berpikir kombinatorial. Pembelajaran
tentang berbagai konsep kombinatorika menuntut siswa mengalami suatu
cara khusus dalam berpikir. Proses berpikir tersebut sering disebut dengan
berpikir kombinatorial. Menurut beberapa ahli, berpikir kombinatorial
merupakan suatu pemikiran dalam menemukan suatu langkah sistematis
untuk memberikan keyakinan bahwa semua kemungkinan penyelesaian sudah
didiskusikan atau dipikirkan. Salah satu topik dalam kombinatorika yang
sangat kaya akan celah penelitian yaitu teori graf. Teori graf memiliki
banyak aplikasi dalam kehidupan nyata, khususnya pewarnaan graf dan
pelabelan graf.
Andaikan G(V, E) merupakan suatu graf simpel dan terkoneksi dengan
himpunan titik V dan himpunan sisi E. Sebuah fungsi bijektif f : V →
{1, 2, 3, . . . , |V (G)|} dikatakan sebuah pelabelan pelangi antiajaib jika ada
sebuah lintasan pelangi di antara setiap pasangan titik-titik dan untuk setiap
sisi e = uv ∈ E(G), bobot w(e) = f(u) + f(v). Sebuah graf G dikatakan
pelangi antiajaib jika G dilabeli pelangi antiajaib. Bilangan koneksi pelangi
antiajaib dari suatu graf G dinotasikan dengan rcA(G) yaitu jumlah warna
paling sedikit yang dibutuhkan untuk membuat graf G menjadi graf terkoneksi
pelangi, dengan pelabelan antiajaib.
Pada penelitian ini digunakan metode pendeteksian pola dan metode
deduktif aksiomatik dalam menentukan nilai bilangan koneksi pelangi antiajaib
pada keluarga graf roda. Penelitian ini menghasilkan lima teorema baru yaitu:
1. Teorema 1 untuk graf roda Wn dengan n = [3, 4], bilangan koneksi pelangi
antiajaib adalah rcA(Wn) = 5 dan untuk n ≥ 5 didapat rcA(Wn) = n.
2. Teorema 2 untuk graf gir Gn dengan n ≥ 3, bilangan koneksi pelangi
antiajaib adalah 3 = rc(Gn) ≤ rcA(Gn) ≤ n + 2 untuk n = 3 dan 4 =
rc(Gn) ≤ rcA(Gn) ≤ n + 2 untuk n ≥ 4.
3. Teorema 3 untuk graf helm Hn dengan n ≥ 3, bilangan koneksi pelangi
antiajaib adalah n = rc(Hn) ≤ rcA(Hn) ≤ n + d
n
2
e + 2 untuk 3 ≤ n ≤ 6 dan
n + 3 = rc(Hn) ≤ rcA(Hn) ≤ n + d
n
2
e + 2 untuk n ≥ 7.
4. Teorema 4 untuk graf persahabatan F rn dengan n ≥ 2 , bilangan koneksi
pelangi antiajaib adalah rcA(F rn) = 2n.
5. Teorema 5 untuk graf bunga Fln dengan n ≥ 3 , bilangan koneksi pelangi
antiajaib adalah rcA(Fln) = 2n.
Kaitan bilangan koneksi pelangi antiajaib pada keluarga graf
roda dengan keterampilan berpikir kombinatorial yaitu sub indikator
mengidentifikasi properti/karakteristik masalah terkandung ketika tahap
awal memahami konsep dan cara mencari bilangan koneksi pelangi antiajaib,
sub indikator menerapkan beberapa kasus terkandung dalam proses melabeli
setiap titik pada keluarga graf roda dengan order kecil. Sub indikator
mengidentifikasi pola terkandung ketika mengetahui pola pelabelan titik
dan pola bilangan koneksi pelangi antiajaib pada keluarga graf roda, sub
indikator memperluas pola terkandung dalam menerapkan pola pelabelan
yang didapat pada graf dengan order yang lebih tinggi. Sub indikator
menerapkan simbolisasi matematika tersirat ketika memberikan simbol atau
indeks unuk setiap titik yang terdapat pada keluarga graf roda, sub indikator
menghitung kardinalitas terkandung ketika menghitung kardinalitas pada
keluarga graf roda, sub indikator mengembangkan algoritma merupakan
indikator yang terkandung dalam setiap alur proses pencarian bilangan
koneksi pelangi antiajaib. Melakukan perhitungan argumen merupakan sub
indikator yang terdapat ketika menghitung kardinalitas graf hingga order
ke-n, menguji algoritma terkandung ketika menguji rumus dan fungsi titik
yang telah ditemukan. mengembangkan dan menguji bijeksi tersirat ketika
membuat fungsi titik dan mengujinya untuk order rendah hingga order ke-n,
dan menerapkan pembuktian deduktif, induktif dan kualitatif yaitu ketika
proses pembuktian teorema yang telah didapatkan. Sub indikator melakukan
interpretasi terkandung dalam kegiatan menjelaskan apa yang telah dipahami
dalam pencarian bilangan koneksi pelangi antiajaib pada keluarga graf roda.
Sehingga, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa indikator dan sub
indikator keterampilan berpikir kombinatorial terkandung di dalam proses
pencarian bilangan koneksi pelangi antiajaib pada keluarga graf roda.