Show simple item record

dc.contributor.advisorSiswoyo
dc.contributor.advisorKushariyadi
dc.contributor.authorAriyanto, Tessa Bagus
dc.date.accessioned2020-04-15T11:22:07Z
dc.date.available2020-04-15T11:22:07Z
dc.date.issued2019-07-17
dc.identifier.nim152310101257
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98098
dc.description.abstractKatarak merupakan keadaan dimana lensa mata bersifat opasitas (tidak tembus cahaya) dan merupakan penyebab dominan masalah sosio-medis yaitu kebutaan seluruh dunia. Satu-satunya pengobabtan katarak adalah dengan cara pembedahan atau operasi. Pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan pada suatu bagian tubuh kemudian akan dilakukan pemulihan serta diakhiri dengan jahitan luka. Pembedahan merupakan sebuah pengalaman yang menyebabkan rasa kecemasan. Kecemasan pada setiap pasien merupakan hal yang wajar namun kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan respon patofisiologis seperti hiper tensi, penurunan kemampuan untuk mentolerasi rasa sakit baik intra dan pasca operasi. Tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dapat dipengaruhi oleh mekanisme koping. Mekanisme koping merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk beradaptasi ketika seseorang mendapatkan stresor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pasien pre operasi katarak di Poli Mata RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Desain penelitian pada variabel Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping menggunakan Deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling yaitu dengan cara purposive sampling. Dengan sampel sebanyak 96 responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety And Information Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuisioner Mekanisme Koping untuk mengukur mekanisme koping. Uji etik penelitian nomer.402/UN25.8/KEPK/DL2019. Analisa data yang digunakan yaitu uji Spearman. Hasil penelitian ini nilai tingkat kecemasan yang paling banyak yaitu tingkat kecemasan sedang 44 orang (45,8%) sedangkan nilai mekanisme koping terbanyak yaitu mekanisme koping maladaptif 61 orang (63,5%). Seseorang yang akan dilakukan operasi katarak dapat mengalami kecemasan yang bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah dapat mempengaruhi tekanan intraokular pada mata yang akan menjadi tinggi sehingga akan menggu penanaman lensa mata Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping p-value 0,001dengan nilai kekuatan korelasi r value = -339 artinya memiliki hubungan negatif atau berlawanan, semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin maladaptif mekanisme kopingnya. Sehingga cara mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi katarak bisa melakukan teknik relaksasien_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Jemberen_US
dc.subjectTingkat Kecemasanen_US
dc.subjectKoping Pasienen_US
dc.subjectOperasi Kataraken_US
dc.subjectPoli Mata Rumah Sakit Baladhika Husada Jemberen_US
dc.subjectKataraken_US
dc.titleHubungan Tingkat Kecemasan dengan Mekanisme Koping Pasien Pre Operasi Katarak di Poli Mata Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record