dc.description.abstract | Language barrier adalah terhambatnya komunikasi antara perawat dengan
pasien dan menjadi ancaman bagi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Hambatan bahasa banyak ditemukan dilingkungan rumah sakit, terutama pada
perawat saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Penyebab
terjadinya hambatan bahasa adalah perbedaan bahasa, suku, dan budaya. Dampak
dari hambatan bahasa sangat buruk dalam pemberian layanan kesehatan kepada
pasien selama dirawat di rumah sakit, sehingga kepercayaan pasien terhadap
perawat akan berkurang, kenyamanan berkurang, serta keraguan terhadap asuhan
keperawatan yang disampaikan oleh perawat.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi perawat tentang language barrier dalam pelaksanaan caring di Rumah
Sakit Tingkat III Baladhika Husada Kabupaten Jember. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
memilih sampel sesuai dengan kriteria. Jumlah partisipan dalam penelitian ini
sebanyak tujuh orang. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah
wawancara, catatan lapangan, dan alat perekam. Analisis data yang digunakan
oleh penelitian adalah teknik colaizzi, hingga data yang telah didapatkan jenuh.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Kabupaten
Jember.
Hasil dari penelitian ini didapat lima tema utama, yaitu tema pertama
adalah definisi dan manfaat caring yang merupakan sikap peduli perawat dengan
memberikan pelayanan keperawatan sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Selain memberikan pelayanan yang sepenuh hati kepada pasien, perawat
juga diharapkan memberikan perhatian dan bersikap empati kepada pasien. Tema
kedua adalah pengalaman perawat tentang language barrier selama memberikan
perawatan kepada pasien. Partisipan mengungkapkan bahwa pengalaman perawat
selama memberikan perawatan kepada pasien mengalami keterbatasan bahasa
daerah perawat dengan bahasa daerah pasien. Hal ini ditunjukkan oleh perawat
yang menggunakan bahasa daerah Madura sedangkan pasiennya menggunakan
bahasa daerah Jawa. Tema ketiga adalah dampak terjadinya language barrier
selama perawat memberikan perawatan kepada pasien. Hal ini akan berdampak
negatif dan positif pada pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh perawat dan
pasien. Tema keempat adalah penyebab terjadinya language barrier ketika
perawat memberikan perawatan kepada pasien. Language barrier disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu, perbedaan bahasa yang digunakan sehari-hari antara
perawat dengan pasien, penggunaan istila-istilah medis oleh perawat, perbedaan
suku antara perawat dengan pasien, tingkat penddikan pasien, dan faktor usia dari
pasien yang mengalami penurunan fungsi pendengaran. Tema kelima adalah cara
mengatasi terjadinya language barrier pada perawat dalam memberian perawatan
kepada pasien. Beberapa cara mengatasi terjadinya language barrier yaitu,
terbentuknya tim penerjemah dari pihak rumah sakit, perawat meminta bantuan
kepada perawat lain, perawat belajar berbagai ragam bahasa, serta melibatkan
anggota keluarga sebagai jembatan penyalur informasi antara perawat dengan
pasien.
Kesimpulan dari penelitian ini, pengalaman perawat dengan adanya language
barrier berdampak negatif terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal
tersebut sebagian besar disebabkan adanya perbedaan bahasa sehari-hari yang
digunakan oleh perawat dan pasien. Instansi Rumah Sakit Tingkat III Baladhika
Husada Kabupaten Jember menyediakan tim penerjemah untuk mengatasi
terjadinya language barrier, sehingga lebih mudah dalam berkomunikasi dengan
pasien dan mengakses pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. | en_US |