Gambaran Tindakan Keperawatan pada Masalah Keperawatan Utama Anak dengan Kejang Demam di Rumah Sakit Perkebunan Wilayah Karesidenan Besuki
Abstract
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial (Kakalang dkk, 2016). Tingginya suhu tubuh pada keadaan demam sangat berpengaruh terhadap terjadinya kejang demam karena pada suhu tubuh yang tinggi dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga terjadi perbedaan potensial membran di otak yang akhirnya melepaskan muatan listrik dan menyebar ke seluruh tubuh. Kejang demam 2%-4% terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun (Pusponegoro, 2006). Asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus (Asmadi, 2008). Masalah keperawatan yang timbul pada kejang demam yaitu hipertermi, risiko cedera, defisiensi pengetahuan (Khasanah, 2017), ketidakefektifan perfusi jaringan serebral (Widiyana, 2014), ketidakefektifan pola napas (Indriyani, 2017), gangguan pertukaran gas, resiko aspirasi (Putri, 2017), dan resiko keterlambatan perkembangan (Putri, 2017). Penanganan hipertermi menurut intervensi keperawatan dalam buku Nursing Interventions Classification (NIC) terdapat berbagai macam yaitu manajemen kejang, pencegahan kejang, perawatan demam, pengaturan suhu, manajemen pengobatan, dan sebagainya (Bulechek, 2016). Perawat pada saat di Rumah Sakit dalam mengatasi hipertermi pada kejang demam melakukan kompres hangat, memonitor suhu tubuh, memberikan obat paracetamol untuk menurunkan panas, dan memberikan injeksi (Putri, 2017). Sedangkan menurut beberapa literatur terdapat beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan dan telah terintegrasi dalam mengatasi masalah keperawatan tersebut. Tindakan keperawatan tersebut dapat berdasarkan independen, dependen, dan interdependen (Potter & Perry, 2010) maupun observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi (PPNI, 2017).
Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitaif, pendekatan retrospektif dengan teknik pengambilan sampel Non Probability Sampling yaitu total sampling atau sampling jenuh. Sampel penelitian dalam penelitian ini sejumlah 113 data rekam medis anak dengan kejang demam pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Instrumen penelitian menggunakan lembar check list berdasarkan panduan buku yang berjudul Standart Intervensi Keperawatan Indonesia oleh PPNI Tahun 2018. Lembar check List ini berisikan masalah keperawatan utama dan tindakan keperawatan yang dibedakan menjadi tindakan observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi.
Hasil analisis karakteristik responden terkait anak dengan kejang demam didapatkan usia terbanyak pada usia 1 tahun sebanyak 44 anak atau 38,9%, jenis kelamin pada laki-laki sebanyak 70 anak atau 61,9%, tipe kejang demam pada tipe kejang demam sederhana sebanyak 93 anak atau 82,3%, frekuensi kejang demam mengalami 1 kali kejang demam sebanyak 85 anak atau 75,2%. Masalah keperawatan utama anak pada kejang demam dari 113 responden hampir semuanya menunjukkan masalah keperawatan hipertermia sebanyak 104 anak atau 92%. Tindakan observasi paling banyak merupakan memonitor tanda-tanda vital sebanyak 110 anak atau 97,3%, tindakan terapeutik merupakan mencatat durasi kejang sebanyak 74 anak atau 65,5%. Tindakan edukasi yaitu mengedukasi keluarga mengenai kondisi klien sebanyak 54 anak atau 47,8%, dan tindakan kolaborasi yaitu mengkolaborasikan pemberian cairan elektrolit intravena sebanyak 113 anak atau 100%.
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu masalah keperawatan utama hampir semua anak kejang demam mengalami hipertermia. Tindakan keperawatan yang dilakukan perawat masih banyak yang belum dilakukan dan terdapat tindakan tambahan yang tidak sesuai dengan panduan Standart Intervensi Keperawatan Indonesia oleh PPKI 2018.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]