Pengaruh Kombinasi Therapeutic Walking Exercise dan Ankle Pumping Exercise terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada Klien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Kabupaten Jember
Abstract
Diabetes Melitus (DM) yang dikelola dengan buruk menyebabkan
disabilitas dan komplikasi kronis yang mengancam jiwa. Komplikasi yang sering
terjadi yaitu penyakit makrovaskuler yang berkaitan dengan gangguan sirkulasi
darah perifer, yang dapat menempatkan seseorang pada peningkatan risiko
terjadinya ulkus dan gangrene bahkan amputasi. Hasil Studi pendahuluan
literature di Poli Penyakit Dalam RS Tingkat III Baladhika Husada Kabupaten
Jember didapatkan data sebanyak 197 orang dengan DM tipe 2 yang tiap bulannya
berobat rawat jalan. Penilaian gangguan sirkulasi darah perifer dapat dilihat
dengan melakukan pengukuran nilai ankle brachial index (ABI) dengan
menggunakan Doppler Ultrasound. Penatalaksanaan gangguan sirkulasi darah
perifer pada penyandang DM tipe 2 dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat,
salah satunya yaitu sengan meningkatkan aktifitas fisik seperti walking exercise
dan ankle pumping exercise. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh kombinasi therapeutic walking exercise dan ankle pumping exercise
terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada klien dengan diabetes melitus tipe
2.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi
experimental melalui rancangan non equivalent control group. Teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan menetapkan
subjek secara berurutan yang memenuhi kriteria penelitian selama interval waktu
tertentu atau untuk ukuran waktu tertentu. Total sampel adalah 29 orang
penyandang DM tipe 2 yang terbagi menajdi 2 kelompok, yaitu 14 orang pada
kelompok perlakuan dan 15 orang pada kelompok kontrol. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sphygmomanometer, doppler
ultrasound dengan probe 8 Mhz, stopwatch, dan lembar observasi pengukuran
ankle brachial index (ABI). Walking exercise dilakukan dalam durasi waktu 30
menit dengan frekuensi 3 kali selama seminggu, sedangkan ankle pumping
exercise dilakukan dalam durasi waktu 5 menit dengan frekuensi 2 kali sehari
selama seminggu. Hipotess yang diambil dalam penelitian ini adalah hipotesis
alternatif (Ha) dengan tingkat kesalahan (α) < 0,05, yaitu ada pengaruh kombinasi
therapeutic walking exercise dan ankle pumping exercise terhadap nilai ankle
brachial index (ABI) pada klien dengan diabetes melitus tipe 2. Uji statistic yang
digunakan adalah uji T-test Dependent yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan nilai ABI pretest dan posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol, dan uji Mann-Whitney yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
difference nilai ABI antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan uji T-test Dependent didapatkan perbedaan yang signifikan
nilai ABI pretest dan posttest pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok
kontrol, masing-masing p value-nya adalah 0,001 dan 0,016 (p value < α) yang
berarti terdapat perbedaan nilai ABI antara pretest dan posttest pada kelompok
perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Hasil uji Mann-Whitney pada kedua
kelompok didapatkan p value 0,001 (p value < α), maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan nilai ABI yang signifikan antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Uji T-test Independent menunjukkan perbedaan nilai ABI
posttest yang tidak signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p
value 0,076(p value > 0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi therapeutic walking exercise
dan ankle pumping exercise berpengaruh terhadap nilai ABI pada klien dengan
DM tipe 2, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai ABI pada
kelompok perlakuan sebesar 0,16, juga dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai
ABI yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Peningkatan nilai ABI disebabkan oleh peningkatan protein eNOS dan NO plasma
yang dapat meningkat dan memperbaiki penyempitan pembuluh darah akibat
aterosklerosis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan
terapi aktifitas fisik pada penyandang DM tipe 2.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]