dc.description.abstract | Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu tanaman yang potensiall dibudidayakan di Indonesia. Salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia dengan nilai produksi dan konsumsi yang cukup tinggi. Serangan hama menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga produksi menurun. Salah satu serangga hama yang menyerang tanaman tomat adalah ulat grayak (Spodoptera litura Fab.). Perlu dilakukan pengendalian terhadap Spodoptera litura Fab. dengan menggunakan insektisida nabati sebagai alternatif dari insektisida sintetis yang dapat merusak lingkungan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati yaitu tanaman bintaro (Cerbera odollam Gaertn.). Tanaman bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder, seperti saponin, polifenol, terpenoid, cerberin, alkaloid. Bagian yang digunakan yaitu daun. Daun yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu kemudian diekstrak dan diproses menjadi granula dengan tujuan penyimpanan lebih lama. Filler yang digunakan dalam pembuatan granula ekstrak daun bintaro yaitu laktosom dengan perbandingan 1:4. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi insektisida nabati granula ekstrak daun bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura Fab.) pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) dan penyusunan buku ilmiah populer sebagai ringkasan hasil penelitian yang layak digunakan sebagai sumber bacaan bagi masyarakat umum.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Program Studi Biologi FKIP Universitas Jember dan Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Uji semi lapang dilaksanakan di Laboratorium Konservasi Hayati Universitas Jember. Penelitian dilakukan pada bulan september 2018 sampai Februari 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 1 kontrol negatif, dengan tiga kali ulangan dan setiap perlakuan menggunakan 10 ulat Spodoptera litura Fab.. Konsentrasi yang digunakan yaitu 0% untuk kontrol negatif, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Nilai LC50-48 jam juga ditentukan dengan menggunakan analisis probit. Mortalitas ulat grayak hasil dari tertinggi hingga terendah yaitu P5 (5%) sebesar 66,7%, P4 (4%) sebesar 53,3%, P3 (3%) sebesar 43,3%, P2 (2%) sebesar 13,3%, P1 (1%) sebesar 0%, dan P0 (K-) sebesar 0%.
Nilai LC50-48 jam adalah 3,708%, artinya pada konsentrasi 3,708% granula ekstrak daun bintaro mampu membunuh 50% serangga uji. Konsentrasi mulai berpengaruh pada P2 (2%). Nilai konsentrasi perlakuan tertinggi yaitu 5% dengan mortalitas sebesar 66,7%. Semakin tinggi konsentrasi granula ekstrak daun bintaro (Cerbera odollam Gaertn.) maka semakin tinggi mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura Fab.). Hasil penelitian disusun sebagai produk buku ilmiah populer yang berjudul “Granula Ekstrak Daun Bintaro Solusi Pengendali Hama Ulat Grayak”. Validasi buku telah dilaksanakan oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, dan respon dari masyarakat umum diperoleh rata-rata validasi sebesar 88,49 menunjukkan bahwa buku ilmiah populer sangat layak digunakan sebagai buku bacaan masyarakat. | en_US |