Show simple item record

dc.contributor.advisorHARTANTI, Ragil Ismi
dc.contributor.advisorINDRAYANI, Reny
dc.contributor.authorARIFA
dc.date.accessioned2020-04-09T03:32:44Z
dc.date.available2020-04-09T03:32:44Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97953
dc.description.abstractNyeri punggung bawah merupakan kesakitan atau nyeri pada punggung bawah yang diakibatkan oleh masalah sendi tulang belakang spinal, saraf, otototot, dan lainnya. Nyeri yang dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya nyeri kronis dimana hal tersebut menjadi penyebab utama kecacatan pada daerah musculoskeletal sehingga angka ketidakhadiran bekerja akan semakin tinggi. Faktor risiko terhadap keluhan nyeri punggung bawah diantaranya faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor psikososial. Pekerjaan yang memiliki beban statis pada area punggung bawah dengan intensitas waktu yang lama adalah pekerjaan perkantoran. Sebagian besar pekerjaan perkantoran identik dengan penggunaan komputer dalam setiap melakukan pekerjaan dimana sikap kerja duduk lebih sering dilakukan selama bekerja. Postur kerja janggal pada sikap kerja duduk yang statis dan adanya gerakan pengulangan sehingga otot akan menjadi tegang dan terjadi penumpukan asam laktat, hal tersebut memiliki risiko mengalami keluhan nyeri punggung bawah apabila dilakukan dalam waktu lama dan tanpa adanya peregangan otot. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah sikap kerja duduk dan faktor individu memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian analitik observasional dan rancangan studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kantor Rektorat Universitas Jember. Sampel pada penelitian ini yaitu pekerja administrasi yang bekerja di depan komputer setiap harinya sebanyak 50 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik Propotional Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor individu yaitu usia, masa kerja, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, serta faktor pekerjaan yaitu sikap kerja duduk dan lama duduk dan variabel terikatnya yaitu keluhan nyeri punggung bawah. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara menggunakan kuesioner, tingkat keluhan nyeri punggung bawah menggunakan Visual Analog Scale, dan observasi menggunakan metode Rapid Entire Body Assissment. Penelitian ini menggunakan uji Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel terikat dan variabel bebas. Pada penelitian ini, diketahui bahwa faktor individu pekerja yang menjadi responden dalam penelitian ini berusia 35-44 tahun, lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, masa kerja > 10 tahun, tidak mengkonsumsi rokok, tidak melakukan olahraga, lebih banyak memiliki Indeks Massa tubuh dengan berat badan yang lebih. Faktor pekerjaan pekerja seperti sikap kerja duduk menggunakan Rapid Entire Body Assissment, responden berisiko tinggi mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan sebagian besar lama duduk pekerja 6-7 jam. Berdasarkan hasil penilaian keluhan nyeri punggung bawah menggunakan Visual Analog Scale, seluruh responden merasakan keluhan nyeri dari tingkat nyeri rendah hingga berat. Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Spearman menunjukkan bahwa untuk faktor individu yang memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah adalah usia (p-value=0,000) dan masa kerja (pvalue=0,000). Sedangkan jenis kelamin (p-value=0,637), kebiasaan merokok (pvalue=0,822), kebiasaan olahraga (p-value=0,276) dan Indeks Massa Tubuh (pvalue=0,711) menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Faktor pekerjaan yang memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah adalah sikap kerja duduk (p-value=0,041) dan lama duduk (p-value=0,035). Saran yang dapat diberikan adalah pihak atasan kantor dapat melakukan intervensi pemerataan atau mendesain kursi kerja yang sama dengan memiliki sandaran kursi dan sandaran lengan di setiap bagian kantor untuk meminimalisir keluhan NPB. Sedangkan saran untuk pekerja diharapkan lebih memperhatikan bahaya ergonomi yang ada di lingkungan kerja, mengutamakan sikap kerja yang ergonomis selama bekerja, melakukan peregangan otot setiap 30 menit saat nyeri datang, dan melakukan pemeriksaan serta pengobatan dini pada fasilitas pelayanan kesehatan apabila nyeri yang dirasakan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries152110101240;
dc.subjectKerja Duduken_US
dc.subjectIndividuen_US
dc.subjectNyeri Punggungen_US
dc.titleAnalisis Sikap Kerja Duduk dan Faktor Individu Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja di Kantor Rektorat Universitas Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiJerine


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record