Asuhan Keperawatan Pada NY. E Dan NY. U Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik DI Ruang Teratai RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2019
Abstract
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks, dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Ada dua cara persalinan yaitu lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan cesar yaitu tindakan operasi. Persalinan caesaria adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi). Seksio sesarea adalah suatu proses persalinan buatan yang dilakukan melalui pembedahan dengan cara melakukan insisi pada dinding perut dan dinding rahim ibu, dengan syarat rahim harus dalam keadaan utuh, serta janin memiliki bobot badan di atas 500 gram. Tindakan SC akan memutuskan kontinuitas atau persambungan jaringan karena insisi yang akan mengeluarakan reseptor nyeri yang dirasakan pada area abdomen. Sehingga pasien akan merasa nyeri terutama setelah efek anestesi habis. Pasien juga akan mengalami ketidaknyamanan paska operasi seperti nyeri daerah insisi, permasalahan gas pada tubuh, kelemahan/kelesuan fisik serta sulitnya bergerak/mobilisasi. Rasa nyeri pada sayatan setelah operasi caesar membuat ibu enggan untuk menggerakkan badan.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan Post Operasi Sectio Caesarea pada Ny. E dan Ny. U dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan desain laporan kasus yang menggunakan pengumpulan data wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, serta studi dokumentasi terhadap klien Post Operasi Sectio Caesarea dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.
Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan implementasi keperawatan pada kedua klien adalah tujuan tercapai seluruhnya. Pada klien 1 pada hari ketiga telah mampu berpindah tempat secara mandiri dengan tahap dapat menggerakkan panggul kanan dan kiri, bergerak dari posisi duduk ke posisi berdiri, postur tubuh klien saat berjalan tidak membungkuk, klien dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya. Pada klien 2 pada hari ketiga telah mampu berpindah tempat secara mandiri dengan tahap dapat menggerakkan panggul kanan dan kiri, bergerak dari posisi duduk ke posisi berdiri, postur tubuh klien saat berjalan tidak membungkuk, klien dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan perawat dapat mengatasi nyeri post sectio caesarea baik secara mandiri maupun secara kolaboratif dengan menggunakan dua pendekatan yaitu teknik farmakologis dan pendekatan non farmakologis. Untuk pendekatan non farmakologis, merupakan tindakan mandiri perawat yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan teknik manajemen nyeri yang meliputi, stimulasi dan massage kutaneus, terapi es.