dc.description.abstract | Orchidaceae memiliki nilai penting tidak hanya dari segi estetika, fitoterapi,
dan ekologi tetapi juga dalam bidang terapeutik yaitu penggunaan sebagai obat.
Salah satu anggrek obat yang ada di Indonesia adalah Dendrobium discolor
Tanimbar, Maluku. Anggrek ini telah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai
macam penyakit seperti disentri, menghilangkan rasa sakit, dan mengobati penyakit
kulit. Identifikasi D. discolor Tanimbar menggunakan morfologi organ vegetatif
tidak mudah karena adanya kemiripan dengan D. discolor Merauke dan D.
bigibbum sehingga memerlukan organ generatif seperti bunga untuk identifikasi
lebih lanjut. Namun, karakter tersebut tidak mudah didapatkan. Adanya
inkonsistensi nama lokal dan sinonim ilmiah menimbulkan kesulitan dalam
identifikasi konvensional. Adanya peningkatan kerusakan hutan dan perdagangan
ilegal juga mengancam keberadaan spesies anggrek anggrek di alam. Hal ini
menyebabkan perlunya identifikasi secara molekuler menggunakan penanda
molekuler spesifik rbcL dan ITS di samping identifikasi secara morfologi.
Ekstraksi DNA genom dilakukan menggunakan metode CTAB dan
NEXprepTM Plant DNA Mini Kit (NEXTM Diagnostics, Korea). Amplifikasi DNA
dilakukan menggunakan mesin PCR sebanyak 35x siklus. Penentuan urutan DNA
produk PCR yang telah dipurifikasi menggunakan purification Kit (Jena
Bioscience, Jerman) dilakukan dengan mesin DNA sekuenser ke 1st BASE,
Singapura. Data sekuen DNA hasil sekuensing dianalisis secara bioinformatik
melalui NCBI, MEGAX dan Clustal X 2.1. Hasil PCR menunjukan pita DNA tebal
dan spesifik pada ukuran yang ditargetkan (rbcL sebesar 600 bp sedangkan ITS
sebesar 900 bp). Hasil rekonstruksi pohon filogenetik sekuen rbcL D. discolor
(section Spatulata) menunjukan adanya kemiripan dengan spesies D. salaccense (Accession: LC193510.1) dari section Grastidium, dengan persentase identifikasi
mencapai 99,45%. Pohon filogenetik sekuen ITS D. discolor (section Spatulata)
menunjukan adanya kemiripan dengan D. nindii (Accession: AY239985.1) dari
section Spatulata. Persentase identifikasi ke dua spesies ini mencapai 98,67%.
Sekuen rbcL D. discolor menunjukan homologi sekuen yang tinggi dibandingkan
sekuen ITS. Penggunaan sekuen ITS pada Dendrobium dicolor Tanimbar, Maluku
menunjukkan hasil yang lebih spesifik karena mampu mendeskrimisasi hingga
tingkat spesies dengan beberapa perbedaan basa nuklotida yang berpotensi sebagai
barcode spesifik spesies D, discolor. Berdasarkan hasil tersebut ITS dapat
direkomendasikan sebagai penanda molekuler untuk menentukan barcode dari
spesies Dendrobium discolor Tanimbar, Maluku. | en_US |