Determinan Kepatuhan Keluarga Dalam Membantu Pengobatan Penderita Skizofrenia di Wilayah Puskesmas Perkotaan Kabupaten Jember
Abstract
Meningkatnya jumlah orang dengan gangguan jiwa skizofrenia tidak sebanding dengan jumlah penderita yang melakukan pengobatan. Hal ini dibuktikan dengan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 mencatat dari 84,9% penderita yang menjalani pengobatan terdapat 51,1% penderita yang tidak patuh minum obat (Riskesdas, 2018). Kepatuhan minum obat penderita skizofrenia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (berasal dari diri penderita skizofrenia) dan faktor eksternal (berasal dari keluarga dan lingkungan). Kepatuhan terhadap pengobatan merupakan cara efektif untuk mencegah kekambuhan penderita sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan penderita skizofrenia. Penelitian tentang faktor kepatuhan minum obat pada penderita skizofrenia telah banyak dilakukan, namun penelitian tentang determinan keluarga dalam membantu pengobatan penderita skizofrenia di Jawa Timur khususnya Kabupaten Jember belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan keluarga dalam membantu pengobatan penderita skizofrenia di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita skizofrenia yang sedang mengkonsumsi obat dan sedang rawat jalan di puskesmas perkotaan Kabupaten Jember sebanyak 295 orang dengan jumlah sampel sebanyak 107 orang yang diambil dengan teknik multistage cluster sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik penderita (usia, jenis kelamin, durasi masa sakit), karakteristik keluarga (usia, jenis kelamin, status ekonomi, pendidikan, status kekerabatan), lama merawat, jarak ke pelayanan kesehatan, efek samping obat, biaya pengobatan, pengetahuan keluarga, dukungan keluarga dan dukungan masyarakat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan keluarga dalam membantu pengobatan penderita skizofrenia. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas. Data primer dianalisis menggunakan teknik analisis univariabel, bivariabel dan multivariable dengan uji chi square yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan deskripsi tertulis. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar penderita skizofrenia adalah laki-laki, berusia dewasa (26-45 tahun), dengan durasi sakit sebagian besar >8 tahun. Sebagian besar keluarga yang bertanggung jawab terhadap pengobatan penderita adalah perempuan, berusia lansia, berpendidikan rendah, status ekonomi <UMR Kabupaten Jember dan merupakan saudara kandung penderita dengan lama merawat 0-4 tahun. Tingkat pengetahuan keluarga kurang baik, dukungan keluarga dan dukungan masyarakat rendah. Sebagian besar jarak ke pelayanan kesehatan ≤4 KM, terdapat keluhan efek samping obat dan biaya yang dikeluarkan untuk menebus obat di puskesmas adalah gratis. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa variabel yang signifikan berhubungan dengan kepatuhan keluarga dalam membantu pengobatan penderita skizofrenia adalah usia keluarga, tingkat pendidikan keluarga, status kekerabatan, pengetahuan keluarga, dukungan keluarga dan jarak ke pelayanan kesehatan, sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah dukungan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan kepada keluarga adalah memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang menderita skizofrenia maupun kepada caregiver penderita skizofrenia. Saran yang diberikan kepada masyarakat adalah memberi dukungan terhadap lingkungan keluarga maupun penderita skizofrenia, memberikan informasi/edukasi pentingnya pengobatan rutin, dan memberikan bantuan berupa alat transportasi apabila keluarga membutuhkan pinjaman. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti determinan terjadinya skizofrenia di Kabupaten Jember (baik perkotaan maupun pedesaan), implementasi program kesehatan jiwa di Kabupaten Jember dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, dan determinan kepatuhan berobat di daerah pedesaan. Diharapkan kader kesehatan di Kabupaten Jember dapat membantu meminimalisir adanya kekambuhan pada penderita skizofrenia dengan cara melakukan pendekatan terhadap keluarga dengan melakukan kunjungan rumah penderita skizofrenia secara rutin dan memberikan informasi/edukasi mengenai kesehatan jiwa. Bagi dinas kesehatan Kabupaten Jember diharapkan melakukan edukasi pada masyarakat dan terutama keluarga penderita skizofrenia terkait dukungan yang harus diberikan kepada keluarga maupun penderita skizofrenia., meningkatkan upaya promosi kesehatan terkait program kesehatan gangguan jiwa pada masyarakat dan melakukan sosialisasi kepada keluarga mengenai biaya pengobatan gratis untuk pengobatan penderita skizofrenia di puskesmas Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]