Hubungan Self-stigma dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember
Abstract
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri komprehensif untuk mengendalikan penyakit dan mengurangi komplikasi. Perawatan diri yang buruk meningkatkan risiko terjadinya kebutaan, gagal ginjal, amputasi tungkai bawah, dan beberapa komplikasi jangka panjang lainnya. Buruknya perawatan diri pasien DM tipe 2 disebabkan karena adanya self-stigma yang tinggi. Self-stigma merupakan prasangka individu yang dapat memunculkan sikap negatif terhadap diri mereka sendiri yang akan berdampak pada sikap buruk terhadap perilaku perawatan diri.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa hubungan antara self-stigma dengan perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu self-stigma dan variabel dependen yaitu perilaku perawatan diri. Penelitian menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling dengan cara consecutive sampling. Penentuan estimasi jumlah sampel menggunakan GPower 3.1.9.2 dengan statistical power menggunakan 0,8, effect size menggunakan cohen table 0,3, jenis uji statistik menggunakan “Bivariate normal model” sehingga didapatkan sampel sebanyak 84. Kuesioner yang digunakan yaitu Self-stigma Scale untuk mengukur self-stigma dan Summary Diabetes Self-care Activities untuk mengukur perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2. Analisa data bivariat menggunakan uji korelasi Pearson product-moment dengan tingkat signifikansi 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-stigma pada pasien DM tipe 2 memiliki nilai mean sebesar 12,74 dengan SD sebesar 10,65. Sedangkan perilaku perawatan diri memiliki nilai rata-rata sebesar 4,35, dengan SD sebesar 1,07. Hasil uji statistik menggunakan Pearson product-moment menunjukkan tidak terdapat hubungan self-stigma dengan perilaku perawatan diri di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember dengan ρ value 0,727, sehingga Ha ditolak yang artinya tidak terdapat korelasi antar variabel.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara self-stigma dengan perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Hal tersebut dimungkinkan bahwa bukan hanya self-stigma yang menjadi faktor yang memengaruhi perilaku perawatan diri, namun terdapat faktor lain yaitu pengetahuan, dukungan keluarga, usia, jenis kelamin, pendidikan, durasi sakit, dan motivasi. Faktor-faktor tersebut perlu dikaji untuk meningkatkan perilaku perawatan diri pasien.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Meskipun tidak terdapat hubungan antara self-stigma dengan perilaku perawatan diri, bukan berarti kedua variabel tersebut tidak penting. Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat membantu meningkatkan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 dengan memberikan edukasi pada pasien DM tipe 2. Selain itu, perawat juga diharapkan dapat mengkaji secara holistik termasuk aspek psikologis pasien seperti self-stigma sehingga dapat dilakukan intervensi seperti edukasi kepada pasien secara komprehensif tentang penyakit untuk meningkatkan pemahaman dan mencegah atau menurunkan self-stigma pada pasien DM tipe 2.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]