dc.description.abstract | Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Diabetes melitus terjadi karena kerusakan pada sel βpankreas atau resistensi insulin. Hiperglikemia pada DM menyebabkan terbentuknya
radikal bebas. Produksi radikal bebas ini disebabkan beberapa faktor yaitu peningkatan
glikolisis, peningkatan jalur poliol, peningkatan autooksidasi glukosa dan peningkatan
glikasi protein. Adanya peningkatan 4 jalur tersebut menyebabkan terjadinya
pembentukan Advanced Glycation Endproducts (AGEs) yang tinggi. Ikatan antara
AGEs dengan RAGEs (Receptor of Advanced Glycation End products) pada membran
sel akan membentuk ROS (Reactive Oxygen Species) sehingga jumlah ROS lebih
banyak dari pada antioksidan dan menyebabkan terjadinya stress oksidatif. ROS yang
terbentuk akan merusak sel β pankreas dan mengganggu proses produksi insulin dengan
peningkatan hasil peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid mengakibatkan kerusakan
oksidatif terhadap asam lemak tak jenuh rantai ganda panjang polyunsaturated fatty
acid (PUFA) yang dapat menghasilkan senyawa berbahaya dan membentuk hasil akhir
berupa malondialdehid (MDA). Peningkatan kadar MDA di dalam tubuh dapat
dikurangi dengan pemberian antioksidan dari luar tubuh. Salah satu tanaman yang
berpotensi sebagai sumber antioksidan adalah buah markisa kuning. Buah markisa
kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa) mengandung antioksidan yang tinggi,
antioksidan yang terdapat pada buah markisa kuning mampu menangkal radikal bebas
di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari
buah markisa kuning dengan dosis 40 mL/kgBB, 50 mL/kgBB, dan 60 mL/kgBB yang
diberikan 2 kali sehari terhadap kadar glukosa darah dan malondialdehid plasma mencit
diabetes yang diinduksi aloksan.
Jenis penelitian adalah true experimental laboratories dengan rancangan
penelitian pre dan post test untuk pengukuran kadar glukosa darah serta post test control
group design untuk pengkuran kadar MDA plasma mencit diabetes. Hewan coba yang
digunakan adalah mencit jantan galur Balb-C sebanyak 24 ekor yang terbagi dalam 6
kelompok perlakuan yaitu, kelompok normal, kontrol (-), kontrol (+), sari buah markisa
kuning dosis 40 mL/kgBB, 50 mL/kgBB, dan 60 mL/kgBB. Perlakuan terhadap hewan
coba diberikan selama 14 hari, hari ke-0 dihitung saat hewan coba dinyatakan diabetes
dengan kadar glukosa ≥ 200 mg/dl setelah diinduksi aloksan. Darah hewan coba diambil
pada hari ke-0 untuk pengukuran pre test dan pada hari ke-15 untuk pengukuran post
test untuk pengukuran kadar glukosa darah, sedangkan pengukuran kadar MDA plasma
menggunakan data post test. Penurunan kadar glukosa darah mencit dilihat dari
persentase penurunan kadar pada hari ke-0 (pre test) dan pada hari ke-15 (post test) dan
untuk pengukuran kadar MDA plasma menggunakan metode Thiobarbituric Acid
Reactive Substances (TBARS) dengan alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 532 nm. | en_US |