Mitigasi Bencana Berbasis Sociopreneurship
Abstract
Permasalahan mitigasi bencana yang masih sangat rumit dan komplek
belum ada solusi yang pasti untuk mengurangi permasalahan tersebut. Di Jember
sendiri, masalah mitigasi bencana masih menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah yang sampai saat ini masih belum ada pemecahan masalah yang lebih
baik. Hal ini kemudian memunculkan kesadaran kepada beberapa pihak untuk
tergerak melakukan perubahan. Salah satunya adalah dari kalangan Relawan yang
tergabung dalam organisasi Relawan Nusantara yang mencoba untuk
memberikan alternatif solusi lain terhadap permasalahan penanganan bencana di
Jember.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
secara mendalam tentang bagaimana Mitigasi Bencana Berbasis
Sociopreneurship yang dilakukan oleh Relawan Nusantara sehingga berjalan
sampai saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskristif
Parsitifatif, lokasi penelitiannya dilakukan di Organisasi Relawan Nusantara serta
dibeberapa daerah diantaranya adalah Desa Cangkring Kecamatan Jenggawah,
kawasan Kota Jember, dan Desa Suci dimana Relawan Nusantara melakukan
aksinya. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan
metode dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan metode
triangulasi. Penelitian ini menggunakan konsep Sociopreneurship dengan teori
Tindakan Komunikatif oleh Jürgen Habermas yang mendasarkan teorinya pada
Argumentasi, baik argumentasi dalam bentuk konsesus dan kritik, bahwa
masyarakat komunikatif tidak melakukan revolusi dengan kekerasan akan tetapi
dengan argumentasi.
Penelitian ini memberikan gambaran tentang bagaimana Relawan
Nusantara yang memiliki ciri khas tersendiri dalam melakukan aksinya, Relawan
Nusantara memiliki Tindakan Komunikatif sendiri dalam melakukan proses
kegiatannya. Relawan Nusantara mengusung Program Mitigasi bencana Berbasis
Sociopreneuership, dengan menjadikan isu kebencanaan dan kemanusiaan
sebagai sebagai argumentasi, argumentasi tersebut kemudian diwujudkan dalam
tindakan-tindakan yang memfokuskan gerakannya pada kepedulian terhadap
masyarakat rawan bencana dan masyarakat miskin. Tindakan komunikaktif
tersebut berupa mitigasi bencana berbasis Sociopreneurship dengan membuat
program kerja yang kreatif dan inovatif. Program kerja tersebut berupa strategi
Relawan Nusantara dengan melakukan Dongeng pelestarian lingkungan, melatih
masyarakat rawan bencana agar menjadi desa berdaya tangguh bencana,
memberikan pengetahuan bencana sejak dini terhadap anak-anak dan kampanye
mitigasi bencana ke sekolah-sekolah rawan bencana di Jember serta melakukan
kegiatan lain yang berhubungan dengan proses mitigasi bencana yang dilakukan
Relawan Nusantara.