Peranan Organisasi Aisyiyah Dalam Pemberdayaan Perempuan Di Jawa Tahun 1917-1945
Abstract
Organisasi Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Persyarikatan dari
Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi
mungkar, yang berazaskan Islam. Aisyiyah didirikan di Yogyakarta tanggal 22
April 1917 dan resmi dideklarasikan pada tanggal 19 Mei 1917. Berdirinya
organisasi Aisyiyah tidak lepas dari sejarah Organisasi yang menaunginya. Pendiri
dari Muhammadiyah sendiri sangat memperhatikan pembinaan terhadap kaum
perempuan. Aisyiyah berjuang mengenai hak dan peran perempuan serta
mengangkat derjat kaum perempuan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: mengapa Aisyiyah melakukan
pemberdayaan terhadap perempuan, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan
Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuandn hasil yang dilakukan oleh Aisyiyah.
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah: menganalisis bagaimana Aisyiyah
berjuang dalam pemberdayaan kaum perempuan dengan usaha-usaha yang
dilakukan oleh organisasi Aisyiyah serta menganalisis hasil dari perjuangan
Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan di Jawa. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik
sumber, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan yang digunakan ialah
studi pustaka. Tori yang digunakan ialah teori peran dengan pendekatan sejarah
sosial.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa berdirinya organisasi Aisyiyah berdiri
dipengaruhi beberpa faktor baik dari dalam maupun dari luar. Faktor pendukung
bergeraknya organisasi dipengaruhi peran tokoh-tokoh perempuan yang berperan
dalm Aisyiyah dan menjadi kader Aisyiyah sendiri. adanya persaman perjuangan
dengan organisasi perempuan lainnya, akhirnya muncul federasi perempuan yaitu
Kongres Wanita Indonesia. Secara nasional Aisyiyah berjuang bersama organisai
lainya dalam memperjuangkan hak dan derajat kaum perempuan.
Secara keorganisasian Aisyiyah berjuangan bersama anggotanya dengan
mendirikan Frobel School, Kweekschol, Nasyiatul Aisyiyah, Wa al-Ashri, AdzDhakirat, Magribi School. Aisyiyah menggunakan media cetak untuk penyebaran
dakwahnya, media tersebut bernama Suara Aisyiyah. Aisyiyah dan organisasi
perempuan mengalami masa sulit saat kependudukan Jepang. Gerakan perempuan
dilarang sebagai gantinya didirikan Fujinkai. Tujuannya Fujiankai ialah sebagai
pendukung dan melengkapi tentara Jepang. Tugasnya membuat seragam,
mendirikan dapur umum, dan didiprong berfikir untuk mengatasi masalah krisis
ekonomi. Jepang berusaha untuk memperluas kekuaasaan , namun sebaliknya
pemerintah Indonesia memanfaatkan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.
Hasil yang dicapai Aisyiyah pada tahun 1917-1945 dalam pemberdayaan
perempuan meliputi berbagai hal. Dalam hal pemikiran, Aisyiyah merupakan hal
yang baru dalam pembaharuan pemikiran mengenai perempuan Islam Indonesia
yang melakukan gerakan untuk mengangkat derajat kaum perempuan serta
mendorong kaum perempuan aktif di ruang publik untuk berdakwah. Melalui
gerakan pendidikan, Aisyiyah membina generasi muda melalui pendidikan dan
pengajian. Aisyiyah berkomunikasi dengan efektif melalui media cetak Suara
Aisyiyah yang menyampaikan informasi sekaligus menjadi media dakwahnya.
Sebagai organisasi nasional yang lahir pada masa penjajahan, ikut aktif dalam
kegiatan membela dan memajukan bangsa dan negara serta aktif dalam proses
menuju kemerdekaan Republik Indonesia. Keberhasilan Aisyiyah dalam
berdakwah tidak luput dari peranan tokoh-tokoh perempuan Aisyiyah.