Pengaruh Metode Minimum Quantity Lubrication (MQL) Terhadap Nilai Kekasaran Permukaan
Abstract
Pada era globalisasi industri manufaktur dituntut mampu bersaing di pasar
regional maupun internasional. Faktor yang menjadi fokus perhatian diantaranya,
peningkatan kualitas produk, kecepatan proses manufaktur, penurunan biaya
produksi, aman, dan ramah lingkungan. Kualitas produk dari hasil pemesinan selalu
dikaitkan dengan ketepatan dimensi-toleransi dan nilai kekasaran permukaan
(surface roughness) dari hasil proses pemesinan. Oleh karena itu kekasaran
permukaan menjadi salah satu standar produk.
Kekasaran dan bentuk permukaan produk hasil pembubutan dipengaruhi oleh
gesekan, keausan, sistem pelumasan dan lain-lainnya. Kekasaran permukaan
sebuah produk tidak harus memiliki nilai yang kecil, tetapi terkadang sebuah
produk membutuhkan nilai kekasaran permukaan yang besar sesuai dengan
fungsinya.
Pada proses-proses pembubutan logam, khususnya peamakanan pada benda
kerja akan terjadi panas yang tinggi sebagai akibat adanya gesekan antara cutting
tool dan benda kerja yang dipotong. Jika temperatur kerja dan tekanan cutting tool
pada benda kerja tidak diatur, maka permukaan keduanya cenderung akan menyatu.
Untuk mengurangi temperatur kerja dan tekanan cutting tool pada benda kerja,
maka perlu digunakan media pendingin.
Salah satu cara untuk mendapatkan permukaan yang memenuhi spesifikasi
diantaranya adalah dengan pemberian fluida pemotongan (cutting fluids) pada saat
pemesinan. (cutting fluids) sangat penting pada proses pemesinan untuk
menurunkan panas dan gesekan. Fungsi dari (cutting fluids) selain untuk pelumas
juga dapat digunakan sebagai pendingin pada proses pemesinan untuk menjaga
mutu produk. Macam-macam atau cara pemberian (cutting fluid) diantaranya dry,
Flood, MQL (Minimum Quantity Lubrication), dan MQL otomasi.
MQL adalah teknik lubrikasi untuk mengurangi gesekan antara pahat dan
benda kerja sehingga akan mengurangi laju kenaikan temperatur pahat.
Keunggulan pertama dari metode MQL dibanding dengan (flood cutting) dan (dry
cutting) adalah ekonomis dan ramah lingkungan. Lebih ekonomis karena cairan
(coolant) atau pelumas yang dipakai lebih sedikit dari metode konvensional.
Keunggulan kedua pada teknik MQL yaitu mengurangi rusaknya sisi potong akibat
keausan abrasif dan menghasilkan nilai Ra yang terbaik. Keunggulan ketiga pada
teknik MQL adalah umur pahat yang lebih baik dibanding metode wet maupun dry.
Upaya untuk mengurangi liquid pada MQL yaitu dengan penambahan sistem
kendali. Namun perlu diteliti apakah dengan penambahan kendali sistem pemberian
fluida ini akan memberikan efek yang baik juga terhadap kekasaran permukaan.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium kerja logam dan Laboratorium uji
material, jurusan Teknik mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Pada bulan
Mei hingga September 2019. Penelitian ini mengambil data nilai kekasaran
permukaan yang dihasilkan dengan metode Taguchi berdasarkan matriks
orthogonal L9 dengan pengulangan sebanyak 3 kali untuk tiap kombinasinya.
Kontribusi faktor kendali nilai kekasaran permukaan yang signifikan
dipengaruhi oleh faktor kendali yaitu depth of cut 7,325 %, komposisi air dan
cutting fluid 13,861 %, metode pemberian cutting fluid 53,152 %. Kondisi optimal
yang dihasilkan adalah pada depth of cut level 3 (2,0 mm), komposisi air dan cutting
fluid level 3 (7 : 3), dan metode level 2 (MQL otomasi).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]