Hubungan Peran Suami Melalui Breastfeeding Father dengan Kelancaran Pengeluaran ASI EKksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Cakru Kabupaten Jember
Abstract
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi atau makanan sehat untuk bayi dan pemberian ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan. Penurunan angka pemberian ASI ada pada kelancaran ASI. ASI yang tidak lancar, atau tidak keluar sama sekali menyebabkan kegagalan dalam laktasi (menyusui). Aspek yang mempengaruhi dari kelancaran ASI salah satunya ada pada peran suami sebagai breastfeedng father. Peran suami sebagai breastfeeding father berupa dukungan suami yang mengakibatkan pada pencapaian peran dan psikis ibu. Dukungan suami yang kurang dapat memicu pencapaian peran ibu yang kurang dan memicu rasa stres sehingga produksi ASI mengalami ketidak lancaran.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan peran suami melalui breastfeeding father dengan kelancaran pengeluaran ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Cakru Kabupaten Jember. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu peran suami sebagai breastfeeding father dan variabel dependen yaitu kelancaran pengeluaran ASI eksklusif. Penelitian menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus lameshow sehingga didapatkan jumlah sampel 62 responden, tetapi peneliti mengantisipasi responden yang keluar maka ditambah 10% dari jumlah sampel responden sebesar 68 responden. Penilitian ini menggunakan 68 responden dengan teknik probability sampling. Kuesioner yang digunakan yaitu peran suami melalui breastfeeding father untuk mengukur tinggi dan rendahnya peran suami melalui breastfeeding father dan kuesioner kelancaran ASI digunakan untuk mengukur lancar atau tidaknya ASI. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearmen-rank correlation dengan tingkat signifikan 005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran suami sebagai breastfeeding father tinggi memiliki sebanyak 36 responden (52.9%) dan breastfeeding father rendah memiliki sebanyak 32 responden (47.1 %). Sedangkan kelancaran pengeluaran ASI dengan kategori lancar sebanyak 38 responden (55.9%) dan kategori tidak lancar sebanyak 30 reponden (44.1%). Hasil uji statistik menggunakan Spearmen-rank correlation menunjukkan p-value 0.163 tidak ada hubungan peran suami melalui breastfeeding father dengan kelancaran pengeluaran ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Cakru Kabupaten Jember. Hal tersebut dimungkinkan bahwa bukan peran suami sebagai breastfeeding father yang menjadi factor yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran ASI eksklusif, namun terdapat factor lain yaitu frekuensi menyusui, isapan bayi, psikis, IMD, keberadaan perokok, perawatan payudara dan pengetahuan alat kontrasepsi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara peran suami melalui breastfeeding father dengan kelancaran pengeluaran ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Cakru Kabupaten Jember. Meskipun tidak terdapat hubungan antara peran suami melalui breastfeeding father dengan kelancaran pengeluaran ASI esklusif, bukan berarti kedua variabel tersebut tidak penting. Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengkaji secara holistik termasuk aspek yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran ASI eksklusif dan dapat dilakukan intervensi lanjutan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]