dc.description.abstract | Sektor pertanian menjadi sektor utama yang berperan penting dalam perekonomian nasional untuk menyerap tenaga kerja, sumber pertumbuhan ekonomi dan penyumbang devisa. Selain itu, sektor pertanian juga menggerakkan sektor lain dalam perekonomian nasional. Masa panen menjadi waktu yang ditunggu oleh semua petani dan juga hasil panen yang sesuai harapan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencarian sebagai petani. Kegiatan yang dilakukan dalam pertanian terhitung cukup banyak, sementara jumlah petani muda tergolong kurang memadahi, dalam kata lain sebagian besar petani termasuk dalam kategori lansia awal. Penurunan kemampuan kognitif terjadi secara perlahan seiring bertambahnya usia, hal ini yang menyebabkan petani memiliki beban kerja mental yang tinggi dan menyita waktu. Tingginya beban kerja mental dapat mempengaruhi kualitas hidup petani. Petani yang memiliki kualitas hidup yang baik akan memberikan kinerja yang baik dan tentunya kecintaan mereka terhadap pekerjaannya semakin meningkat, begitu sebaliknya. Keterkaitan beban kerja mental dengan kualitas hidup petani belum ada yang meneliti sebelumnya, sehingga peneliti bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa hubungan beban kerja mental dengan kualitas hidup petani.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif, dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini 3104 petani, sedangkan teknik sempling yang digunakan yaitu purposif sampling. Jumlah sampel yang ditentukan dengan menggunakan rumus Cochran, W.G. (1997) dan telah dikembangkan oleh Lemeshow yaitu sebanyak 89 petani yang tersebar di enam dusun. Penelitian dimulai dari bulan Mei – Juni 2019. Data diambil dengan menggunakan kuisioner NASA-TLX dan WHOQOL-BREF. Penelitian ini sudah dilakukan uji etik di Fakultas Kedokteran Gigi dengan nomor etik No.410/UN25.8/KEPK/DL/2019. Skripsi ini menerapkan prinsip etik manfaat, menghormati martabat manusia, dan keadilan bagi semua responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja mental petani berada dalam kategori sedang (57,3%), sedangkan kualitas hidup petani dengan kategori sedang (80,9%). Analisis hubungan antara beban kerja mental dan kualitas hidup petani dilakukan dengan menggunakan uji korelasi spearman. Hasil analisis ditemukan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan kualitas hidup petani dengan nilai p value = 0,00 (p value<0,05) dan nilai korelasi dalam penelitian ini adalah -0,549. Terdapat korelasi yang sedang dan negatif yang artinya semakin tinggi beban kerja mental maka semakin buruk kualitas hidup petani.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan kualitas hidup petani di desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya menghindari terjadinya beban kerja mental dalam mempertahankan kualitas hidup dengan cara memanajemen koping terhadap stresor yang ada di pertanian seperti meningkatkan hubungan sosial antar petani sehingga petani saling memperoleh informasi. | en_US |