Peranan Komoditas Tanaman Kopi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi DI Jawa Timur (Pendekatan Input –Output)
Abstract
Pembangunan daerah di era ekonomi seperti sekarang ini, daerah harus
memiliki perencanaan pembangunan regional yang sangat baik dan di dasarkan
pada potensi yang ada pada daerah tersebut. Dalam suatu perencanaan tersebut di
butuhkan teknik analisis ekonomi untuk mengetahui keunggulan komparatif dan
keunggulan bersaing yang di miliki oleh setiap daerah. Keunggulan ini dapat
dikembangkan dalam perencanaan sektoran dengan menentukan sektor-sektor
unggulan yang dapat di jadikan potensi dalam perkembangan perekonomian
daerah. Dalam proses pembangunan, pemerintah daerah mempunyai peranan
penting karena pemerintah daerah yang lebih mengetahui potensi dan sumber
daya baik manusia dan alam yang dimiliki oleh daerahnya sendiri.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting
karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskin
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Selain hal tersebut
pembangunan pertanian merupakan bagian yang penting dan tidak dapat
terpisahkan dari pembangunan nasional, sebab sektor pertanian telah memberikan
peranan yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat
diketahui dari lima aspek dinamis kerja sektor pertanian yaitu (a) sebagai
penyedia bahan pangan penduduk; (b) menyerap tenaga kerja terbesar; (c) sebagai
pemasok bahan mentah bagi produksi; (d) sebagai penghasil devisa dan (e)
pemerataan pendapatan melalui pembangunan wilayah (Bunasor, 1997;1).
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif deskriptif yang bertujuan,
untuk mengetahui keterkataitan antar komoditas, mengetahui dampak pengganda
output dan pendapatan serta mengetahui dampak penyebaran dan koefisien
penyebaran terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dengan menggunakan alat analisis input output. Data analisis input output yang digunakan meliputi data
input output tahun 2015 agregasi menjadi 28 sektor.
Berdasarkan hasil keterkaitan langsung maupun langsung tidak langsung
baik keterkaitan ke depan dan ke belakang bahwa komoditas tanaman kopi
memiliki nilai di bawah rata-rata yang artinya keterkaitan ke depan maupun ke
belakang pada tanaman kopi tidak mempunyai kemampuat yang kuat dalam
menarik pertumbuhan sektor hulu dan hilirnya.
Nilai dampak pengganda output komoditas tanaman kopi menduduki
rangking enam pada Tipe 1 sedangkan dalam dampak pengganda pendapatan
menduduki rangking sembilan pada Tipe I. Nilai pengganda output pada
komoditas tanaman kopi lebih unggul yang artinya permintaan akhir yang
dihasilkan tanaman kopi tersebut lebih tinggi di bandingkan permintaan antara,
artinya tanaman tersebut hanya sebagai konsumsi akhir tanpa ada proses lebih
lanjut untuk ke depannya atau petani masih banyak yang menjual biji kopi
tersebut tanpa di olah lebih lanjut dengan menggunakan teknologi yang modern.
Berdasarkan hasil koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran bahwa
komoditas tanaman kopi memiliki nilai yang tinggi dan memiliki nilai di atas satu
yang artinya tanaman kopi mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin,
maksudnya dengan adanya tanaman kopi tersebut dapat meningkatkan
perekonomian di Jawa Timur.Kesimpulan dari skripsi ini menunjukkan bahwa komoditas tanaman kopi
memiliki nilai keterkaitan yang rendah. Akan tetapi, dalam komoditas tanaman
kopi memiliki keterkaitan ke belakang lebih tinggi di bandingkan dengan
keterkaitan ke depan, nilai tersebut menunjukkan bahwa tanaman kopi banyak
menggunakan output sektor lain sebagai input untuk proses produksinya. namun
dengan rendahnya komoditas tanaman kopi mampu mengasilkan nilai dampak
penyebaran yang tinggi karena lebih dari satu dan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur baik sektor hulu mapun hilirnya. Tanaman kopi memiliki
nilai dampak pengganda yang rendah. akan tetapi nilai tanaman kopi dalam
pengganda output lebih tinggi karena permintaan akhir yang dihasilkan tanaman
kopi tersebut lebih tinggi di bandingkan permintaan antara, artinya tanaman proses lebih lanjut untuk ke
depannya atau petani masih banyak yang menjual biji kopi tersebut tanpa di olah
lebih lanjut dengan menggunakan teknologi yang modern
xiii
tersebut hanya sebagai konsumsi akhir tanpa ada