Hubungan antara Depresi dan Karakteristik Demografi dari Keluarga Pasien di Ruang Intensif RSUD dr Haryoto Lumajang
Abstract
Anggota keluarga dari pasien yang dirawat di ruang intensif memiliki peran penting dalam perawatan maupun pengambilan keputusan. Anggota keluarga pasien ICU juga harus berhadapan dengan tekanan psikologis yang disebabkan oleh status pasien, ketidakpastian dan beban psikologis dari mereka sendiri. Salah satu tekanan psikologis yang dialami oleh keluarga yaitu depresi. Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat, serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Faktor resiko yang dapat menyebabkan depresi salah satunya yaitu usia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dan karakteristik demografi dari keluarga pasien yang dirawat di ruang intensif RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik sampling yaitu consecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan aplikasi Statistical Power Analyses with Gpower, sehingga sampel yang didapatkan sebanyak 63 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner data demografi dan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) II versi bahasa Indonesia untuk data depresi.
Hasil penelitian didapatkan yaitu anggota keluarga yang menjadi responden banyak yang berjenis kelamin perempuan yaitu sejumlah 43 (66,2%) dengan usia terbanyak yaitu 18-40 tahun sejumlah 38 (58,5%) dan tingkat pendidikan paling banyak yaitu SD sejumlah 24 (36,9%) dan responden paling banyak adalah anak dari pasien sejumlah 27 (41,5%) yang lama waktu dirawat di ruang intensif paling banyak yaitu <24 jam dan 24-48 jam yang masing-masing sejumlah 23 (35,4%). Depresi yang paling banyak muncul pada responden yaitu depresi minimal yang dialami oleh sebanyak 34 (52,3%). Depresi ini ditemukan memiliki hubungan dengan usia dari keluarga pasien (p = 0,003, r = 0,184). Semakin tua usia seseorang maka kemungkinan memiliki gejala depresi akan lebih rendah.
Usia dapat menjadi salah satu faktor resiko munculnya gejala depresi pada seseorang. Golongan usia remaja dan dewasa awal lebih banyak mengalami depresi. Hal ini dapat tejadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting yaitu masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Berbagai peralihan tersebut dapat menjadikan resiko timbulnya gejala depresi meningkat. Selain itu, anggota keluarga yang sakit akan menambah beban psikologis yang dirasakan keluarganya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara depresi dan usia dari keluarga pasien di ruang intensif (ICU dan HCU) RSUD dr Haryoto Lumajang. Petugas kesehatan terutama perawat diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada keluarga karena keluarga merupakan bagian penting dari perawatan intensif sehingga apabila beban psikologis pada keluarga didapati minimal maka dapat membantu kesejahteraan pasien
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]