dc.description.abstract | Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat diselenggarakan pada 8
November 2016. Pemilu kali ini mempertemukan dua pasang calon presiden dan
calon wakil presiden. Partai Demokrat mengusung Hillary Clinton sebagai calon
presiden dan Senator Tim Kaine mendampinginya sebagai calon wakil presiden.
Sedangkan di kubu lawan, Donald Trump diusung oleh Partai Republik sebagai
calon presiden dan Mike Pence, Gubernur Indiana sebagai calon wakil presiden.
Selama masa kampanye, Donald Trump sering mengeluarkan pernyataanpernyataan yang kontroversial. Pada tanggal 31 Agustus 2016, Donald Trump
mengutarakan 10 kebijakan imigrasi sebagai janji jika memenangkan Pemilihan
Umum Presiden Amerika Serikat 2016. Selama masa kampanye, Trump
menjanjikan perubahan dan mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah pada
masa Presiden Barack Obama. Sedangkan Clinton menawarkan hal baru, yaitu
seorang presiden wanita pertama untuk Amerika Serikat. Trump dan Clinton
selalu menyuarakan sudut pandang yang berbeda terhadap setiap isu, baik
mengenai kebijakan luar negeri, ekonomi, pajak, pengendalian senjata, maupun
imigrasi. Donald Trump memakai isu imigran tidak sah yang merupakan isu
sentimen sebagai pusat perhatian dalam kampanyenya justru memenangkan
pemilu Presiden AS 2016. Padahal Amerika Serikat merupakan negara maju dan
memiliki sistem demokrasi yang sesuai. Berdasarkan latar belakang tersebut,
rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah mengapa imigrasi menjadi isu
utama dalam kampanye Donald Trump pada Pemilihan Umum Amerika Serikat
2016. | en_US |