Perubahan Strategi Politik Partai Ennahda di Tunisia Tahun 2016
Abstract
Ennahda adalah nama dari salah satu partai politik di Tunisia yang awalnya bergerak dalam haluan ideologi Islamisme. Dalam sejarah sepak terjangnya, Ennahda menjadi wadah bagi para aktivis politik Islamis untuk melakukan kegiatan dakwah dan upaya menjadikan syari’ah Islam sebagai pedoman hidup dalam aspek sosial, budaya serta politik. Tetapi ketika masa terpilihnya Ennahda menjadi kepala pemerintahan pada tahun 2011, partai tersebut secara perlahan menunjukkan sikap dan tindakan politik yang terbuka terhadap aspek serta prinsip-prinsip demokrasi. Namun Ennahda masih berupaya untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam agenda politiknya, seperti usaha Ennahda dalam memasukkan gagasan Islam ke dalam konstitusi Tunisia. Sebaliknya pada pasca kegagalan pemerintahannya di tahun 2013, Ennahda menjadi lebih kompromi dengan realitas politik yang ada dan mengedepankan pilihan rasional dalam menentukan sikap maupun pilihan politik. Pada tahun 2015, Ennahda membentuk pemerintahan koalisi dengan partai pemenang pemilu sekaligus rival politiknya dari kelompok haluan sekularisme, yaitu partai Nidaa Tounes. Sebagaian pendukung setia Ennahda, kebijakan partainya dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap nilai ideologinya sendiri karena menerima paham sekularisme dan langkah tersebut dianggap sebagai penyimpangan dari keyakinan Islam. Terlebih lagi, pada kongres ke-10 tanggal 20 Mei 2016, Ennahda yang sebelumnya dipandang sebagai simbol partai Islamisme, mengeluarkan pernyataan secara resmi bahwa partainya memisahkan diri dari aktivitas keagamaan dan politik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan serta faktor-faktor yang menyebabkan perubahan strategi politik yang terjadi pada partai Ennahda di Tunisia. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian tersebut meliputi teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan (library research) untuk memperoleh data sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan serta faktor-faktor yang menyebabkan perubahan strategi politik partai Ennahda di Tunisia pada tahun 2016 karena adanya: tantangan politik yang baru, yakni kondisi lingkungan politik yang plural dan tuntutan kompromistik dalam rangka membangun masyarakat madani (civil society); kemunculan gerakan Islam garis keras serta kelompok ekstremis di Tunisia; peristiwa kudeta militer atas Ikhwanul Muslimin di Mesir tahun 2013; dan peningkatan ketidakpuasan publik terhadap koalisi pemerintahan pimpinan partai tersebut.