Show simple item record

dc.contributor.advisorSUGIARTI, Titik
dc.contributor.advisorYUDIANTO, Erfan
dc.contributor.authorLEVINSUN, Charorosey Liean
dc.date.accessioned2020-03-30T01:52:57Z
dc.date.available2020-03-30T01:52:57Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97460
dc.description.abstractMenurut Rahayu (2007) pembelajaran matematika merupakan suatu cara yang dibentuk dengan tujuan mengkondisikan lingkungan belajar siswa agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan memberikan pengalaman belajar baru. Faktanya di sekolah membuktikan bahwa kompetensi matematika siswa masih lemah. Hal ini dapat diketahui dari wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas IV di SDN Balung Lor 03 Jember bahwa siswa masih dalam kategori lemah dalam menyelesaikan soal matematika dengan tingkat kesulitan lebih tinggi. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak menyukai matematika karena proses pengerjaanya rumit, selain itu membutuhkan kemampuan dalam menghafal dan menghitung dengan menggunakan rumus. Materi geometri tergolong salah satu materi yang sulit dipahami siswa. Herawati (l994) menuturkan bahwa mayoritas siswa tidak menguasai konsep geometri dasar. Pendapat ini dikuatkan oleh Irianto (l999) yang menjelaskan bahwa mayoritas siswa SD kelas IV sulit menangkap materi geometri datar. Teori dalam penelitian ini adalah teori van Hiele guna mengatasi masalah geometri. Penelitian yang dilakukukan berjudul “Pengaruh Penerapan Teori van Hiele terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Luas dan Keliling Persegi, Persegi Panjang dan Segitiga Siswa Kelas IV SDN Balung Lor 03 Jember.” Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experimental). Teknik pengumpulan data menggunakan tes subyektif yang berupa soal uraian berjumlah 3 soal. Analisis datanya yaitu nilai posttest dari kelas eksperimen. Kelas kontrol dan kelas eksprimen ditentukan secara acak. Hasilnya, kelas A sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebagai kelas kontrol. Hasil uji homogenitas, koefisien Sig ialah 0,120, sehingga (0,120 > 0,05). Kesimpulannya adalah kondisi kelas IVA dan IVB adalah tidak terdapat perbedaan varians antara dua kelas yang akan dilakukan penelitian. Hasil perhitungan yang dilakukan dengan SPSS 24, nilai rata-rata posttest kelas kontrol ialah 37,60 sedangkan kelas eksperimen ialah 85. Hasil t ix hitung yang dilakukan dengan SPSS menunjukkan angka sebesar 18,125. Hasil tersebut akan dikonsultasikan dengan t tabel , diketahui db = (26 + 23) – 2 = 47 dengan signifikasi 5% sehingga t tabel sebesar 1,677. Hasil t hitung ialah 18,125. Hasil uji-t menunjukkan nilai t hitung > t tabel adalah 18,125 > 1,677. Berdasarkan nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel maka ada pengaruh yang signifikan penerapan teori van Hiele terhadap hasil belajar pokok bahasan luas dan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga siswa kelas IV SDN Balung Lor 03 Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries160210204021;
dc.subjectTeori Van Hieleen_US
dc.subjectBahasan Luasen_US
dc.subjectKeliling Persegien_US
dc.subjectPersegi Panjangen_US
dc.subjectSegitigaen_US
dc.titlePengaruh Penerapan Teori Van Hiele Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Luas dan Keliling Persegi, Persegi Panjang dan Segitiga Siswa Kelas IV SDN Balung Lor 03 Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record