Show simple item record

dc.contributor.authorFIFI MELAWATI
dc.date.accessioned2013-12-18T02:52:17Z
dc.date.available2013-12-18T02:52:17Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM040910301255
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9715
dc.description.abstractKeanekaragaman masyarakat Indonesia dapat dilihat pada masyarakat Kepatihan. Masyarakat di lingkungan ini terdiri dari berbagai etnis Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Kepatihan, khususnya di RT 1, RT 2 dan RT 3. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penggalian data dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan informasi yang jelas dan detail mengenai bentuk – bentuk perilaku pemeliharaan toleransi dan gotong royong di Lingkungan Kepatihan Jember. Data yang didapat dari penelitian ini kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif dengan menggambarkan keadaan dalam penelitian berdasarkan fakta-fakta. Pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut. Masyarakat selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk dirinya sendiri vii maupun kebutuhan dalam hidup bermasyarakat. Kebutuhan ini dapat tercapai apabila masyarakat saling memahami, mengerti, toleransi antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sikap ini dapat membentuk keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Sikap ini ditunjukkan dengan mengikuti berbagai acara yang ada dalam lingkungan tempat tinggal, seperti ikut kerja bakti, ikut menghias gapura saat tujuh belas agustusan, ikut rapat PKK, dan lain-lain. Contoh lain yang kegiatan yang ada di masyarakat Kepatihan ialah kegiatan yang ada di Posyandu. Di Posyandu ini dapat dilihat bahwa antar masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dapat membaur dengan baik. Mereka saling melepaskan baju-baju keanekaragaman yang ada dalam diri dan melebur menjadi satu masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan dari Posyandu tersebut. Dari kegiatan Posyandu ini dapat membentuk rasa toleransi antar masyarakat terutama di kalangan ibu-ibu. Kegiatan-kegiatan ini dapat menumbuhkan keakraban dan tempat untuk menjalin silahturahmi antar warga. Hubungan dengan warga masyarakat yang lain ada yang berjalan dengan harmonis, dan ada pula yang berjalan dengan tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini diawali dengan adanya sikap prasangka terhadap orang lain, sehingga dapat menimbulkan percikan-percikan konflik dalam hidup bermasyarakat. Cara masyarakat Kepatihan ini untuk meminimalisir konflik dalam hidup bermasyarakat yaitu dengan menemui orang yang dianggap mampu untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada. Orang itu bisa ketua RW, ketua RT, tokoh-tokoh agama ataupun orang yang dianggap panutan dalam masyarakat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040910301255;
dc.subjectTOLERANSI DAN GOTONG ROYONGen_US
dc.titleEMELIHARAAN TOLERANSI DAN GOTONG ROYONG DI LINGKUNGAN KEPATIHAN KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record