• Login
    View Item 
    •   Home
    • MASTER THESES (Koleksi Tesis)
    • MT-Mathematic
    • View Item
    •   Home
    • MASTER THESES (Koleksi Tesis)
    • MT-Mathematic
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Pewarnaan Lokal Wilayah Super Antimagic Pada Graf Planar

    Thumbnail
    View/Open
    Arum Andary Ratri-161820101009.pdf (608.7Kb)
    Date
    2018-04
    Author
    RATRI, Arum Andary
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Konsep pewarnaan graf puncaknya muncul pada tahun 1976, yaitu sebagai hasil dari pemecahan persoalan 4 warna. Setelahnya muncul konsep pelabelan graf. Pada tahun 2017 Arumugam menggabungkan dua konsep tersebut, yaitu memperkenalkan konsep pewarnaan yang didapatkan dari bobot suatu pelabelan. Misalkan G = (V;E) adalah suatu graf terhubung dengan n titik dan m sisi. Fungsi bijektif f : E ¡! f1; 2; 3; :::;mg disebut pelabelan antimagic lokal jika untuk setiap dua titik yang bertetangga u dan v di G, w(u) 6= w(v), dengan w(u) = P e2E(u) f(e). Pelabelan antimagic lokal menginduksi pewarnaan titik pada graf G dimana titik v diberi warna atau bobot w(v). Termotivasi oleh penelitian Arumugam, pada tesis ini dikaji tentang pewarnaan lokal wilayah super antimagic pada graf planar. Misalkan G = (V;E) adalah suatu graf terhubung dengan n titik danmsisi. Fungsi bijektif f : V (G)[E(G) ¡! f1; 2; :::; n+ mg disebut pelabelan lokal wilayah super antimagic jika terdapat fungsi bijektif f : V (G) ! f1; 2; : : : ; ng dan fungsi bijektif f¤ : E(G) ! fn + 1; n + 2; : : : ; n + mg sedemikian sehingga untuk dua wilayah yang saling bertetangga A1 dan A2 di G, w(A1) 6= w(A2). Pelabelan lokal wilayah super antimagic menginduksi pewarnaan wilayah pada graf G dengan wilayah A diberi warna atau bobot w(A). Bilangan kromatik lokal wilayah super antimagic dinotasikan dengan °lfat(G), didefinisikan sebagai banyak warna terkecil dari seluruh warna pada G dari hasil proses beberapa pelabelan lokal wilayah super antimagic pada G. Pada penelitian ini diperoleh hubungan antara bilangan kromatik pewarnaan wilayah graf G dengan bilangan kromatik yang didapatkan dari proses pelabelan, yaitu bilangan kromatik lokal wilayah super antimagic. Pada graf terhubung, bilangan kromatik lokal wilayah super antimagic °lfat(G) = 1 diperoleh jika G merupakan graf yang memiliki satu wilayah berhingga. Selain itu diperoleh juga °lfat(G) ¸ 2 jika G merupakan graf yang memiliki lebih dari satu wilayah berhingga dan setidaknya terdapat dua wilayah yang saling bertetangga. Selanjutnya pewarnaan lokal wilayah super antimagic diterapkan pada beberapa graf planar yang telah direpresentasikan dalam bentuk graf bidang, yaitu graf kipas (Fn), graf roda (Wn), graf ladder (Ln), graf triangular ladder (TLn), dan graf three circular ladder (TCLn). Pada semua kelas graf yang telah disebutkan, kecuali graf three circular ladder dengan jumlah wilayah ganjil diperoleh keberbedaan bobot wilayah dari hasil pelabelannya sama dengan kromatik pewarnaan wilayahnya.
    URI
    http://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96496
    Collections
    • MT-Mathematic [100]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository