Show simple item record

dc.contributor.advisorBAROYA, Ni’mal
dc.contributor.advisorRAMANI, Andrei
dc.contributor.authorMU'ALLIMAH, Ragil
dc.date.accessioned2019-11-28T02:20:57Z
dc.date.available2019-11-28T02:20:57Z
dc.date.issued2019-07-15
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96446
dc.description.abstractSetiap harinya sekitar 830 perempuan meninggal dengan penyebab kehamilan dan melahirkan yang dapat dicegah, 99% kematian ibu tersebut terjadi di negara berkembang. Perdarahan postpartum primer menjadi penyebab utama hampir 25% dari seluruh kematian ibu secara global. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia tahun 2017 adalah perdarahan postpartum (27,1%) dan hipertensi (22,1%). Perdarahan postpartum juga menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di tahun 2015 dan 2016, yaitu 31% dari 4.999 kematian dan 29,2% dari 4.912 kematian. Selain menyebabkan kematian, perdarahan postpartum juga menimbulkan komplikasi yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi pada kehamilan dan persalinan selanjutnya. Perdarahan postpartum merupakan permasalahan di tingkat nasional. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko perdarahan postpartum di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2018 menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Unit analisis dalam penelitian ini berjumlah 11.369 wanita usia subur yang melahirkan anak terakhir secara pervaginam dalam lima tahun terakhir sebelum survei. Teknik analisis data menggunakan uji chi square dan logistic regression dengan α 0,05 (5%). Variabel yang diteliti terdiri dari usia saat persalinan, paritas, jarak kelahiran, status ekonomi, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan, kelengkapan komponen pemeriksaan kehamilan, suplementasi zat besi, dan kehamilan kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita usia subur (WUS) di Indonesia sebagian besar melahirkan anak terakhir di usia 20-35 tahun (77,3%). Lebih dari separuh WUS di Indonesia memiliki 2-3 anak (52,7%). Jarak kelahiran anak terakhir WUS di Indonesia sebagian besar ≥ 24 bulan (62,8%). Status ekonomi keluarga WUS di Indonesia berturut-urut dari yang jumlahnya terbanyak adalah sangat miskin, miskin, menengah, kaya, dan sangat kaya. Mayoritas WUS di Indonesia telah melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga (73,8%). Mayoritas komponen pemeriksaan kehamilan pada WUS di Indonesia tidak lengkap (79,3%). Wanita usia subur di Indonesia mayoritas telah mendapatkan zat besi (88,0%). Lebih dari separuh WUS di Indonesia mengkonsumsi zat besi <90 hari (58,3%). Hampir seluruh kehamilan WUS di Indonesia merupakan kehamilan tunggal (99,4%). Terdapat 2401 wanita yang mengalami perdarahan postpartum primer pada persalinan anak terakhir 21,1%. Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa faktor antenatal berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum di Indonesia yaitu pada variabel usia saat persalinan (OR=0,587 & OR=0,813), paritas (OR=1,129 & OR=0,835), status ekonomi (OR=0,484, OR=0,622, OR=0,666, dan OR=0,855), pemeriksaan kehamilan (OR=0,559 & OR=0,281) dan suplementasi zat besi (OR=0,558), namun asosiasi tersebut tidak prediktif. Hasil Nagelkerke R2 , Hosmer and Lemeshow Test, dan Overall Percentage menunjukkan bahwa variabel tersebut mampu menjelaskan keragaman total dari kejadian perdarahan postpartum, klasifikasi prediksi sesuai dengan klasifikasi yang diamati, dan model dapat mengklasifikasikan obyek secara benar sebesar 79,1%. Institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan antenatal yang sesuai standar sehingga dapat mencegah komplikasi, mendeteksi adanya komplikasi sedini mungkin, serta mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman, sekaligus mampu menangani situasi kegawatdaruratan karena dalam beberapa kasus perdarahan postpartum terjadi pada ibu yang tidak memiliki faktor risiko. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menambah variabel bebas yaitu variabel intrapartum, misalnya metode persalinan, durasi persalinan, manajemen aktif kala tiga, serta riwayat penyakit dengan menggunakan data berbasis fasilitas pelayanan kesehatan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATen_US
dc.subjectPostpartumen_US
dc.subjectPerdarahan Postpartumen_US
dc.subjectRisiko Perdarahanen_US
dc.subjectSurvei Demografien_US
dc.titleFaktor Risiko Kejadian Perdarahan Postpartum (Analisis Lanjut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017) ten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiIlmu K


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record