HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN UNTUNG SUROPATI DAN SYAMANHUDI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Sejauh ini peran sektor informal khususnya pedagang kaki lima masih dipandang
sebagai sektor kelas dua bila dibandingkan dengan sektor formal. Pedagang kaki
lima sering kali dianggap sebagai sumber berbagai penyebab masalah terutama
yang menyangkut keindahan dan ketertiban perkotaan. Padahal disisi lain
keberadaan pedagang kaki lima mempunyai perak yang sangat positif sebagai
penyedia lapangan kerja bagi pencari kerja yang tidak tertampung dalam sektor
formal, selain itu untuk menyediakan kebutuhan hidup masyarakat golongan
menengah ke bawah. Pada umumnya sektor informal dianggap lebih mampu
bertahan hidup dibandingkan sektor yang lain, karena sektor ini lebih independen
dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Pekerjaan disektor informal ini
sangat baik dilakukan untuk menambah pendapatan apabila dilakukan dengan
teku dan sungguh-sungguh. Ketekunan dan kesungguhan merupakan suatu
motivasi dalam bekerja motivasi disini berupa intrinsik dan ekstrinsik yang
dimiliki pedagang kaki lima yang diharapkan akan mempunyai suatu
kecenderungan untuk selalu berfikir maju untuk memperbaiki hidupnya dan
dengan motivasi yang positif diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya
dalam bekerja.
Begitu juga dengan para pedagang kaki lima yang ada disekitar pasar tanjung dan
di pusat pertokoan plaza johar, lebih tepatnya yaitu di ruas jalan Untung Suropati
dan di jalan Syamanhudi. Dimana pedagang kaki lima yang ada di jalan Untung
Suropati dan di jalan Syamanhudi masih memiliki motivasi yang tinggi meskipun
ada beberapa kendala yang menghampiri para pedagang kaki lima tersebut.
Penelitian yang berjudul Hubungan Antara Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Dengan Pendapatan Pedagang Kaki Lima Di Jalan Untung Suropati Dan
Syamanhudi Kabupaten Jember ini bertujuan untuk: mengetahui ada tidaknya
hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan pendapatan pedagang
kaki lima di jalan Untung Suropati dan di jalan Syamanhudi kabupaten jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
asosiatif. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dimana lokasi
penelitian ditentukan secara sengaja yaitu di jalan untung suropati dan jalan
syamanhudi kabupaten jember. Metode penentuan sampel menggunakan rumus
besaran sampel 90% atau = 0,1, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah simple random sampling (pengambilan acak secara sederhana) dimana
responden dipilih secara acak dari populasi penelitian dengan menggunakan
mengundi tabel angka acak (random). Dalam instrumen juga digunakan pengujian
validitas dan reliabilitas. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode observasi, kuesioner, wawancara. Data yang telah diperoleh
dianalisis menggunakan analisis data adalah uji korelasi rank sperman, analisis
korelasi Rank Spearman ditujukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti, yaitu hubungan antara motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dengan pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Untung Surapati dan
Syamanhudi Kabupaten Jember.
Hasil analisis nilai koefisien korelasi Rank Spearman untuk hubungan antara
motivasi intrinsik dan pendapatan adalah sebesar 0,737, dan tingkat signifikansi
uji dua pihak (2 – tailed Significance) sebesar 0,000. Nilai koefisien korelasi
sebesar 0,737 menunjukkan bahwa motivasi intrinsik mempunyai hubungan yang
kuat terhadap pendapatan pedagang kaki lima yang melakukan usahanya di Jalan
Untung Suropati dan Samanhudi Kabupaten Jember. Tingkat signifikansi hasil
korelasi juga ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t (t-test): menghasilkan nilai t
hitung sebesar 8,655. Pada tabel harga kritis t untuk uji dua pihak, N = 65 pada df
(N-2) = 63, dan taraf signifikansi (α = 0,05) diperoleh nilai sebesar 1,998. Jika
dibandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, maka nilai t hitung lebih besar
dari pada t tabel. Ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
motivasi intrinsik dengan pendapatan pedagang kaki lima. Untuk hubungan
motivasi ekstrinsik dan pendapatan adalah sebesar 0,452, dan tingkat signifikansi
uji dua pihak (2 – tailed Significance) sebesar 0,000. Nilai koefisien korelasi
sebesar 0,452 menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik mempunyai hubungan
yang cukup kuat terhadap pendapatan pedagang kaki lima yang melakukan
usahanya di Jalan Untung Suropati dan Samanhudi Kabupaten Jember. Tingkat
signifikansi hasil korelasi juga ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t (t-test):
menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,022. Pada tabel harga kritis t untuk uji dua
pihak, N = 65 pada df (N-2) = 63, dan taraf signifikansi (α = 0,05) diperoleh nilai
sebesar 1,998. Jika dibandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, maka nilai t
hitung lebih besar dari pada t tabel. Ini menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pendapatan pedagang kaki lima
Hasil penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik
dengan pendapatan PKL, ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi 0,737
yang berarti motivasi intriksik mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap
pendapatan. Untuk motivasi ekstriksik mempunyai nilai koefisien korelasi 0,452
yang berarti memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap pendapatan PKL.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan pendapatan PKL. Dari
kesimpulan ini dapat diberikan saran perlunya dilakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan variabel lain, perlunya pembinaan dalam mengelola PKL
seperti permodalan dan penataan lokasi yang lebih efektif dan berkelanjutan.