dc.description.abstract | Masa remaja adalah masa dimana remaja mencapai proses kematangan
secara psikososial, emosional, dan seksual ditandai dengan mulai berfungsinya
organ reproduksi. Sebagian besar remaja yang berpacaran akan melakukan
hubungan seksual ketika keseriusan dan komitmen dalam hubungan mereka
meningkat. Komunikasi tentang masalah seksual antara orang tua dan remaja
dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja, salah satu tantangan adalah kapan
memulai komunikasi tentang hubungan seksual yang berdampak HIV/AIDS,
dimulai dengan lebih baik untuk memastikan bahwa sebelum anak memulai
hubungan apapun mereka sudah mendapatkan informasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola
komunikasi orang tua-remaja tentang seksual dan HIV/AIDS di SMA Negeri 3
Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif survey dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 243 siswa. Pengambilan data dilakukan
dengan kuesioner FARBCS untuk mengukur komunikasi orang tua-remaja dan
proses komunikasi orang tua-remaja tentang seksual dan HIV/AIDS yang terdiri
dari 20 butir pertanyaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk pola
komunikasi mayoritas remaja dan orang tua membahas mengenai topik
HIV/AIDS dengan presentase yang menjawab ya sebanyak 114 responden
(46,9%), fisik atau pengembangan seksual sebanyak 131 responden (53,9%) dan
pengetahuan tentang PMS sebanyak 143 responden (58,3%). Gambaran pola
komunikasi orang tua-remaja tentang seksual dan HIV/AIDS didapatkan hasil
rata-rata 37,35 (SD=5,303) yang menunjukkan bahwa pola komunikasi orang tuaremaja tentang seks dan HIV/AIDS rendah karena mendekati nilai minimal.
Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 3 Jember, peneliti menganalisa
bahwa rendahnya tingkat komunikasi antara orang tua dan remaja sebagian besar
dipengaruhi oleh budaya, karena hampir seluruh responden dalam penelitian ini
berasal dari Suku Jawa. Tabu membicarakan hal-hal sensitif mengenai seksualitas
bagi orang Jawa, dan jika dibicarakan akan membuat ketidaknyamanan antara
yang membicarakan dan mendengarkan. Hal itulah yang membuat orangtua dan
remaja tidak membicarakan hal-hal terkait seksualitas dan HIV/AIDS.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu gambaran pola komunikasi orang tua-remaja
tentang seksual dan HIV/AIDS di SMA Negeri 3 Jember berada dalam kategori
rendah. Perawat diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya
upaya meningkatkan pola komunikasi mengenai seksual dan HIV/AIDS untuk
membantu remaja terhindar dari perilaku seksual berisiko. | en_US |