dc.description.abstract | Periodontitis merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh injuri
biologis periopatogen, salah satunya bakteri Porphyromonas gingivalis melalui
endotoksin berupa lipopolisakarida. Lipopolisakarida dapat memicu respon
inflamasi intraseluler melalui ikatan dengan Toll-like receptors 4 (TLR4) pada
permukaan human Peripheral Blood Mononuclear Cell (hPMBC). hPBMC dapat
menghasilkan enzim Cyclooxygenase-2 (COX-2) yang berperan penting dalam
metabolisme asam arakidonat menjadi mediator inflamasi seperti Prostaglandin E
(PGE
2
) dan Tromboksan A
2
(TXA
). Pemberian obat anti-inflamasi golongan Anti
Inflamasi Non Steroid (AINS) seringkali digunakan untuk mengontrol aktivitas
inflamasi dengan menghambat aktivitas enzim COX-2. Namun, penggunaan obat
AINS dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan efek samping.
Penggunaan bahan herbal sebagai alternatif obat anti-inflamasi mulai
dikembangkan, salah satunya adalah flavonoid daun tembakau kasturi.
2
Ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi diperoleh dengan menggunakan
metode hidrolisis dan refluks. Proses isolasi hPBMC dilakukan dengan cara
sentrifugasi gradien menggunakan ficoll paque. Jumlah sel yang digunakan adalah
1x10
5
cell/well yang didistribusikan ke dalam 96 well-plate (3 plate) dan
diinkubasi ke dalam inkubator CO
5%, 37ºC selama 24 jam. hPBMC dipapar
lipopolisakarida Porphyromonas gingivalis dengan konsentrasi 10 μg/ml. Ekstrak
flavonoid sebanyak 100 μl ditambahkan pada kelompok penelitian dengan
konsentrasi 640 µg/ml, 320 µg/ml, 80 µg/ml, 40 µg/ml, 20 µg/ml, 10 µg/ml, dan
2,5 µg/ml. Kelompok kontrol hanya berisi lipopolisakarida dan tidak diberi
ekstrak flavonoid. Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72
jam. Uji kadar COX-2 dilakukan dengan metode ELISA dengan panjang
gelombang 450 nm.
2
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan kadar COX-2 pada
hPBMC yang dipapar lipopolisakarida dan diberi ekstrak flavonoid daun
tembakau kasturi dengan berbagai konsentrasi (640 µg/ml, 320 µg/ml, 80 µg/ml,
40 µg/ml, 20 µg/ml, 10 µg/ml, dan 2,5 µg/ml) selama 24, 48, dan 72 jam. Hal ini
menujukkan bahwa ekstrak flavonoid kemungkinan mempunyai aktivitas antiinflamasi
kurang
dari
24
jam
yang
ditunjukkan
dengan
penurunan
ekspresi
COX2.
Kemampuan flavonoid dalam menghambat ekspresi COX-2 pada hPBMC
kemungkinan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur Nuclear Factor Kappa-B
(NF-κB) dan jalur mitogen-activated protein kinases (MAPKs). Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi dengan
berbagai konsentrasi dapat menghambat ekspresi COX-2 pada hPBMC yang
dipapar lipopolisakarida Porphyromonas gingivalis, terutama selama masa
inkubasi 24 jam dengan konsentrasi optimal adalah konsentrasi 640 μg/ml dan
320 μg/ml. | en_US |