dc.description.abstract | Kopi merupakan komoditas pertanian yang paling akrab dengan masyarakat, mulai dari kalangan ekonomi atas sampai bawah. Hingga saat ini, kopi masih menduduki komoditas andalan ekspor hasil pertanian Indonesia selain kelapa sawit, karet, dan kakao. Tanaman kopi termasuk dalam subsektor perkebunan dalam sektor pertanian yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Tanaman kopi memiliki peran strategis sebagai penyumbang devisa negara. Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu sentra produksi kopi di propinsi Jawa Timur dimana luas areal pada tahun 2016 bahwa 12 kecamatan tidak memiliki area tanaman kopi, ada berbagai macam penyebabnya mulai dari letak geografis kecamatan tersebut dan luas areal kecamatan. Dalam penghasil kopi terbesar di Bondowoso terdapat di Kecamatan Sumber Wringin dengan luas areal sebesar 529,630 ha karena kecamatan ini terletak hampir di bawah kaki bukit pengunungan raung. Hal ini yang menyebabkan di Kecamatan Sumber Wringin banyak sekali kelompok-kelompok tani yang memiliki dan menanam tanaman kopi, khususnya kopi robusta rakyat. Kecamatan Sumberwringin merupakan salah satu sentra perkebunan kopi terbesar di Kabupaten Bondowoso, hal ini tentunya dapat dijadikan contoh bagi daerah lain yang memiliki potensi usaha perkebunan kopi. Sebagai daerah sentra produksi kopi, Kecamatan Sumberwringin harus semakin produktif dan efektif dalam memproduksi kopi setiap periodenya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kopi adalah dengan cara melakukan efisiensi faktor produksi yang digunakan. Dalam pelaksanaan usaha perkebunan, setiap petani tentunya mengharapkan keberhasilan dari usahanya. Salah satuparameter keberhasilan dalam usaha adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dalam pemanfaatan faktor-faktor produksi secara efisien. Efisiensi diperluka nsupaya petani dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan tepat untuk mendapatkan output yang maksimal. Dengan melihat fenomena-fenomena yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai petani belum memperoleh hasil yang memuaskan. Terbukti dengan harga jual hasil pertanian lokal yang rendah pada tingkat petani. Selain itu, kegiatan pertanian juga masih menggunakan cara tradisional sehingga belum menghasilkan output pertanian secara maksimal Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada perkebunan kopi rakyat dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan menentukan kebijakan pengembangan produksi pada perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso Untuk mengetahui tujuan penelitian ini, maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda CobbDouglas, analisis Data Envelopment Analysis (DEA) dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian analisis fungsi produksi usahatani kopi di kecamatan Sumberwringin kabupaten Bondowoso, bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usahatani kopi yaitu luas lahan, umur tanaman, dan tenaga kerja, sedangkan pupuk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usahatani kopi. Berdasarkan hasil penelitian Data Envelopment Analysis (DEA), jumlah petani usahatani kopi yang belum mencapai efisien lebih banyak bila dibandingkan petani usahatani kopi yang telah mencapai efisien, Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis SWOT, kopi di kecamatan Sumberwringin kabupaten Bondowoso baik untuk dikembangkan | en_US |