ANALISIS KLASIFIKASI WILAYAH BERDASARKAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DAN PENENTUAN SEKTOR PRIORITAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2001-2010
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis klasifikasi wilayah Kabupaten
Jember dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita,
mengetahui pergeseran antar sektor dan sub sektor dari kontribusi sektor PDRB
Kabupaten Jember, menentukan sektor prioritas yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Jember, mengetahui pengaruh suatu kegiatan ekonomi terhadap
penciptaan jumlah lapangan kerja pada sektor ekonomi lainnya. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang didapat dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Jember yaitu PDRB dan PDRB per kapita
atas dasar harga konstan tahun 2000 dengan periode 2001-2010, serta data jumlah
tenaga kerja dari sembilan sektor PDRB tahun 2004-2010. Pengujian data dilakukan
dengan menggunakan analisis Tipologi Klassen, Shift Share, Location Quotient (LQ)
serta Basic Service Ratio (BSR) dan Regional Employment Multiplier (REM). Hasil
analisis Tipologi Klassen dari tahun 2001-2010 diperoleh empat klasifikasi wilayah
terdiri atas kuadran I termasuk daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu Kecamatan
Kaliwates, Sumbersari dan Kecamatan Patrang; kuadran ke II termasuk daerah maju
tapi tertekan yaitu Kecamatan Tanggul, Kencong, Puger, Ambulu, Panti, Sumberbaru
dan Kecamatan Bangsalsari; kuadran ke III termasuk daerah berkembang cepat yaitu
Kecamatan Wuluhan dan Kecamatan Silo; kuadran ke IV termasuk daerah relatif
tertinggal yaitu Kecamatan Semboro, Gumukmas, Tempurejo, Mayang, Ajung,
Ledokombo, Rambipuji, Mumbulsari, Jenggawah, Umbulsari, Arjasa, Jombang,
Kalisat, Jelbuk, Sukowono, Balung, Pakusari, Sumberjambe dan Kecamatan
ix
Sukorambi. Analisis Shift Share menunjukkan dari tahun 2001-2010, Kabupaten
Jember berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor yang tumbuh cepat di
perekonomian Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertambangan dan penggalian;
listrik, gas dan air bersih; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan
komunikasi; serta sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan.
Terdapat lima sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari Provinsi
Jawa Timur yaitu sektor pertanian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih;
bangunan; serta sektor jasa-jasa. Hasil analisis shift share sub sektor, Kabupaten
Jember berspesialisasi pada sub sektor yang sama dengan sektor yang tumbuh cepat
di perekonomian Provinsi Jawa Timur yaitu sub sektor perikanan; penggalian; kertas
dan barang cetakan; alat angkutan, mesin dan peralatan; listrik; perdagangan besar
dan eceran; hotel; restoran; angkutan rel; jasa penunjang angkutan; komunikasi; bank;
lembaga keuangan bukan bank; sewa bangunan; jasa perusahaan; jasa sosial dan
kemasyarakatan; jasa hiburan dan kebudayaan; serta sub sektor perorangan dan
rumah tangga. Terdapat 17 sub sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih
cepat dari Provinsi Jawa Timur yaitu sub sektor tanaman bahan makanan; tanaman
perkebunan; peternakan dan hasilnya; kehutanan; makanan, minuman dan tembakau;
tekstil dan pakaian jadi; barang kayu dan sejenisnya; pupuk, kimia dan barang dari
karet; semen dan barang galian bukan logam; barang lainnya; listrik; air bersih;
bangunan; angkutan jalan raya; jasa perusahaan; sub sektor pemerintahan umum dan
pertahanan; serta sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga. Analisis Location
Quotient (LQ) menunjukkan terdapat empat sektor basis dan lima sektor non basis
yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; keuangan, persewaan bangunan
dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor non basis terdiri atas lima sektor
yaitu: sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan,
hotel dan restoran; serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Analisis BSR selama
tahun 2004-2010, jumlah tenaga kerja pada sektor basis lebih besar dibandingkan
jumlah tenaga kerja pada sektor non basis. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektorsektor
ekonomi yang potensial dari perhitungan analisis Location Quotient (LQ),
x
dapat menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan pada sektor-sektor ekonomi
non basis. Analisis REM selama tahun 2004-2010, menunjukkan nilai REM > 1
artinya setiap 100 lapangan kerja pada sektor-sektor ekonomi basis dapat
menciptakan lapangan kerja pada sektor-sektor ekonomi non basis.
Kata kunci : Klasifikasi Wilayah dan Sektor Prioritas.