Efek Variasi Area Kolimasi Terhadap Dose Area Product (DAP) dan Kontras Radiograf Pada General Radiography
Abstract
Aktivitas radiodiagnostik mengalami peningkatan 10 tahun terakhir dari
2,5 miliar aktivitas radiodiagnostik menjadi 3,6 miliar, dimana terjadi peningkatan
lebih dari 40 %. Oleh sebab itu pesawat sinar-X radiologi diagnostik harus
didesain dan dibuat agar paparan yang diterima pasien serendah mungkin namun
cukup untuk dapat menghasilkan informasi diagnostik yang dibutuhkan, salah
satunya dengan pengaturan luas area penyinaran atau area kolimasi. Radiografer
terkadang tidak mengatur kolimasi secara tepat (kolimasi dibuka selebar-lebarnya)
sehingga kemungkinan dapat menimbulkan paparan radiasi yang berlebihan pada
pasien dan kontras radiograf yang dihasilkan tidak optimal. Peneliti bertujuan
untuk mengetahui pengaruh area kolimasi terhadap DAP dan kontras radiograf
berdasarkan analisa contrast to noise ratio (CNR) dari objek stepwedge
alumunium ketebalan 0,2 cm; 0,4 cm; 0,6 cm; 0,8 cm dan 1,0 cm yang
dikuantisasi menggunakan software Radiant DICOM Viewer. Pesawat sinar-X
yang digunakan merupakan pesawat sinar-X tipe Phillips Essenta DR Compact di
Poltekkes Kemenkes Surabaya dan DAP-meter tipe Kermax Plus DDP milik Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya.
Merujuk pada hasil dan analisis maka diketahui bahwa variasi area
kolimasi pada pemeriksaan radiorafi dapat memberikan pengaruh terhadap dose
area product (DAP) dan kontras radiograf yang dihasilkan. Hal ini ditunjukkan
dengan trendline yang dihasilkan dari persamaan regresi antara area kolimasi
dengan DAP hampir mendekati 1 yaitu sebesar 0,999, luas area kolimasi yang
meningkat menyebabkan kenaikan nilai DAP. Sementara untuk pengukuran
pengaruh area kolimasi terhadap nilai contrast to noise ratio (CNR), secara
keseluruhan CNR menurun secara kuadratik pada setiap kenaikan area kolimasi
yang ditentukan (10 x 10 cm
2
, 15 x 15 cm
viii
2
, 20 x 20 cm
2
, 25 x 25 cm
2
, dan 30 x 30
cm
2
) dengan R
2
terbesar mencapai 0,994.
Sesuai dengan prinsip optimisasi dosis, yaitu pemeriksaan diupayakan
memberikan dosis yang sekecil-kecilnya namun tetap menghasilkan citra yang
baik, sehingga pengaturan area kolimasi terkecil yaitu 10 x 10 cm
2
merupakan
pengaturan paling tepat diantara yang lainnya sebab menghasilkan rata-rata nilai
DAP yang paling rendah yaitu 3,8 µGycm
2
namun dengan nilai rata-rata CNR
yang paling tinggi untuk keseluruhan ketebalan stepwedge aluminium dengan
nilai CNR tertinggi mencapai 81,26 pada ketebalan 1 cm. Nilai CNR ini
merepresentasikan kontras radiograf dari suatu citra digital. Semakin besar nilai
CNR maka makin baik kontras radiografnya.